Setelah dia pergi, baru terasa kalau dia begitu berarti.
"Kita duduk di pojokan aja ya, soalnya cuman di sana yang kosong." Kata Kira sambil menunjukkan meja kosong yang berada di pojokan sebelah kiri.
"Tapikan itu deket sama mejanya Kak Ali." Ucap Prilly sedikit was-was. Ia terlalu gugup bertemu dengan Ali setelah permintaan Adam kemarin.
Bel istirahat sudah berbunyi lima menit yang lalu. Karena mereka berlima telat keluar kelas, jadinya nggak kebagian tempat duduk, dan hanya satu meja yang tersisa.
Pandangan semua orang menatap mereka dengan pandangan kagum karena sekolah mereka kedatangan cogan baru yang masih seger. Lumayan buat cuci mata, katanya.
"Ya nggak papa, dari pada kita nggak makan. Emang Kak Ali siapa sih? Sampai di takutin banget." Ucap Arkan pada ketiga ke empat orang cewek yang ada di dekatnya itu. Prilly mengulum bibirnya sejenak.
"Kak Ali itu ketua geng The Vagos, geng yang paling di takuti di Jakarta. Dia juga terkenal kejam dan dingin. Selain itu dia juga idola para cewek di sekolah ini, banyak yang pingin jadiin dia pacar, tapi nggak ada yang berhasil." Bukan Prilly yang menjawab, melainkan Runa yang menjawab semua pertanyaan Arkan.
Arkan mengangguk singkat. "Emang ganteng banget?"
Syakira menepuk jidatnya pelan saat mendengar pertanyaan konyol yang keluar dari mulut Arkan.
"Kembaran Zayn Malik dia mah." Sahut Kira.
"Gue sama dia kira-kira gantengan siapa?"
Mereka bertiga membiarkan Kira yang menjawab pertanyaan Arkan. Memberikan kesempatan kepada sahabatnya itu untuk pdkt dengan cowok.
Syakira mengetuk-ngetuk jari telunjuknya di dagu, layaknya sedang memikirkan jawaban atas pertanyaan Arkan barusan.
"Ya jelas gantengan kak Ali lah, tapi tenang aja hati gue bakal buat lo kok. Eh." Seketika Kira langsung menutup mulutnya cepat. Runa dan Prilly terkekeh geli dengan sikap Kira, sedangkan Arkan tersenyum manis lalu tangannya terulur untuk mengacak rambut Kira.
"Anak orang jangan di kasih harapab Ar. Ntar kalau baper kamu nggak mau tanggung jawab." Tegur Prilly sambil menyenggol lengan Arkan pelan.
"Ya nggak papa, entar gue pacarin kalau Kira baper." Sahutnya santai.
Tanpa sadar ucapan Arkan barusan membuat pipi Kira bersemu merah. Ia menundukkan kepalanya kebawah seraya memilin ujung roknya.
"Ya nggak Kir?" Sambung Arkan sambil melirik Kira.
Melihat Kira yang salah tingkah, Luna mengeluarkan suara agar topik mereka berpindah.
"Jadi makan?" Tanya Luna dengan tatapan datar serta suara yang sedikit dingin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Seorang Badboy
Novela JuvenilJatuh cinta dengan seorang Badboy bukanlah impiannya. Tapi apa boleh buat jika takdir berkata lain. Berawal dari tabrakan tak sengaja di koridor sekolah hingga menjadi asisten seorang Badboy. Benci jadi cinta adalah hal yang lumrah bagi manusia. Te...