jangan lupa vote, coment dan Follow!
"ANJING!"
Ali memukul orang itu semakin membabi buta tanpa memberi jeda. Cowok yang di pukul adalah salah satu anggota Rajawali yang dengan lancangnya merusak markas Vagos beberapa hari lalu. Ali yang tahu itu tak segan-segan langsung memberi pukulan.
"Li stop, dia bisa mati." Tegur Revan dengan nada cemas.
Revan cemas kalau cowok berkacamata ini akan habis di tangan Ali. Cowok yang bernama Dian itu bukan hanya perusak markas The Vagos, ia juga salah satu penghianat yang menyamar di sekolah Andromeda.
"Biarin. Orang penghianat pantas dapetin ini." Kata Ali dengan nada dingin.
"Lo bisa di penjara kalau sampai tu anak mati." Teriak Nio.
"Bukan cuman itu, lo juga bakal di DO dari sekolah." Kata Rian.
Tak ada respon yang di berikan Ali. Sedari tadi ia tak berhenti memukul Dian. Bahkan saat Dian sudah memohon ampun padanya.
"Ali! Bapa tegaskan sekali lagi untuk hentikan pukulan kamu!" Perintah Pak Harto tapi tak di hiraukan Ali.
Saat ini suasana sekolah benar-benar tidak baik-baik saja. Tak ada yang berani melerai keduanya, baik para guru-guru atau pun anggota The Vagos lainnya.
Bugh.
"Itu buat lo yang udah ngerusakin markas."
Bugh.
"Buat lo yang jadi penghianat."
Bugh.
Bugh.
Ali semakin liar.
Prilly saat ini berada di depan toilet setelah ia membuang hajat. Ia bingung di mana keberanaan Aruna dan Syakira. Yang ada di depannya saat ini cuman Luna yang sedang membaca buku.
"Runa sama Kira mana Lun?"
"Nonton orang." Sahutnya tanpa menoleh.
"Emang orang-orang lagi pada ngapain?" Tanya Prilly semakin bingung.
Luna menghembuskan nafas lalu menatap Prilly," Ketua The Vagos mukulin orang."
Prilly menyerngit heran," terus apa hubungannya sama mereka?"
"Ck. Ikut gue." Lua mengalah, lebih baik dia mengajak Prilly untuk melihat kejadian langsung di lapangan dari pada ia menjelaskan dengan panjang lebar.
Prilly menganga lebar saat melihat apa yang terjadi di depan matanya. Cowok culun berkacamata dengan wajah yang sudah babak belur, lebih kaget nya lagi orang yang memukulinya itu cowok tembok.
"Jadi kalian nonton ini?" Tanya Prilly pada teman-teman nya.
"Eh lo udah selesai di toiletnya, sorry ya kita tinggalin. Soalnya ini lebih seru." Kata Runa.
"Iya Prill, Sorry ya." Kata Kira.
Prilly mengangguk kemudian kembali menatap Dian yang sudah terkapar penuh darah. Ia bingung dari sekian banyak orang mengapa tak ada yang melerai, bahkan para guru sekalipun.
"Kenapa nggak ada yang misahin?" Tanya Prilly.
Kira menoleh," mana ada yang berani sih sama Ali." Ucapnya.
"Guru sekalipun?" Kira mengangguk kemudian kembali fokus ke depan.
Prilly di buat meringis melihatnya, ia sudah tak tahan melihat kejadian keji ini. Dengan pasti ia melangkah mendekat ke arah Ali dan Dian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Seorang Badboy
Fiksi RemajaJatuh cinta dengan seorang Badboy bukanlah impiannya. Tapi apa boleh buat jika takdir berkata lain. Berawal dari tabrakan tak sengaja di koridor sekolah hingga menjadi asisten seorang Badboy. Benci jadi cinta adalah hal yang lumrah bagi manusia. Te...