Jatuh cinta dengan seorang Badboy bukanlah impiannya. Tapi apa boleh buat jika takdir berkata lain. Berawal dari tabrakan tak sengaja di koridor sekolah hingga menjadi asisten seorang Badboy.
Benci jadi cinta adalah hal yang lumrah bagi manusia. Te...
Sendiri dalam fikirku Terkurung ruang dan waktu Melihat setiap kata Terucap dari mulutmu
Berharap ada tentangku Istimewa di matamu Tapi hanya dirinya Yang ada dalam kalimatmu
Tak mungkin ada aku Diantara kau dan dia Seperti lagu lagu cinta di dunia
Tolong aku yang kini tak bisa Kikiskan wajahmu tatapmu harummu Ajariku cara lupakan semua tentang dirimu dirimu dirimu Karena ku tak bisa sendiri
🎵 Gisel - Cara Lupakanmu🎵
Jangan Lupa Vote Ya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Acara berlangsung dengan sangat meriah. Suara riuh penonton serta sorak senang terdengar sangat kencang. Apalagi saat penampilan spesial yang di berikan oleh dj tenama.
"Ntar kalau gue nikahan mau ngundang dj, sapa tahu bisa viral." Kata Aksa yang langsung mendapat jiakan dari Leon.
Rian menggeleng heran. "Lo kira club, sekalian aja lo undang jalang-jalang di jalan biar nikahan lo makin viral." Cibir Rian sambil memberikan wajah mengejek.
Bukannya marah Aksa malah tertawa. "Boleh juga ide lo Yan, ntar gue suruh mereka pakai bikini." Sahut Aksa seraya menepuk pundak Rian.
"OTW akhirat kalau lo sampai berani ngundang mereka beneran Sa. Lo kira bini lo nggak sakit hati apa." Timpal Leon.
"Tahu lo! Benar-benar nggak ada akhlak ni anak." Ucap Nio seraya menoyor kepala Aksa, membuat Aksa menatap sinis Nio.
"Iri bilang bos." Kata Aksa pada ketiga orang yang sudah mencibir dirinya.
Revan sedari tadi celingak-celinguk sendiri membuat Leon heran. "Nggak cape tu pala geleng-geleng mulu." Cibir Leon yang mampu menghentikan gerak kepala Revan.
"Gue nyari Ali, bego!" Sahut Revan sinis.
"Santai kali, nggak usah ngegas. Lo kata gue arena balap motor."
"Lo kaya nggak tahu Ali aja, tu anak kalau nggak nyari Prilly ya palingan ngerokok." Kata Nio yang mendapat anggukan dari yang lainnya.
Perkataan Nio memang ada benarnya, Ali memang merokok di pinggir lapangan. Ia pusing sendiri dengan hatinya yang terus meminta untuk bersama gadisnya. Apalagi saat melihat tawa indah gadis itu, membuat jantung Ali berdegup kencang.
Makanya ia memilih menjauh dari gadisnya, semata-mata untuk menjaga kesehatan jantungnya sendiri.
Tapi itu sudah berlalu sekitar lima belas menit yang lalu. Kini Ali sedang berada di atas panggung dengan tangan kanan yang memegang mic. Matanya mengitari seluruh penonton untuk mencari keberadaan Prilly. Hingga pandangannya berhenti pada meja nomor dua puluh tiga.