"Prill nanti malam lo ikutkan?"
Prilly yang sedari tadi hanya mengaduk-aduk minuman dengan pandangan ke depan yang kosong. Sejak ia putus dengan Ali, Prilly lebih banyak diam. Tak jarang ketiga temannya mengajak dirinya untuk sekedar nongkrong di cafe biasa atau sekedar tugas kelompok, tapi ia selalu menolak dengan alasan males.
"Prill."
Panggilan serta senggolan Runa membuat Prilly langsung tersadar dari lamunannya. Ia beralih menatap ke samping kiri di mana Runa berada.
"Kenapa?"
"Lo yang kenapa? Dari tadi di ajakin ngomong nggak nyaut-nyaut. Terus, barusan Kira nanyain lo ikut atau nggak ntar malam, lo malah ngelamun." Omel Runa dengan sedikit kesal dengan sifat Prilly akhir-akhir ini.
"Maaf. Aku cuman nggak fokus aja. Kira tadi nanyain aku ikut atau nggak kan? Aku ikut kok. Lagian udah lama juga nggak kumpul-kumpul sama kalian."
"Itu emang lo nya aja yang diem mulu akhir-akhir ini. Kita tau lo pasti belum bisa ngelupain kak Ali, tapi itukan keputusan lo. Terima nggak terima, lo harus terima." Ucap Kira seraya meminum jus jeruk yang tersisa setengah gelas.
"Pelan-pelan di coba. Lama-lama bakal terbiasa." Sahut Luna yang mendapat persetujuan dari kedua temennya.
"Lagian kalau udah tau masih sayang kenapa di putusin? Kan bisa di selesai baik-baik." Kata Runa.
Prilly menggaruk tekuknya yang tak gatal. Seolah-olah di buat mati kutu dengan pertanyaan Runa.
"Nggak tau, kemaren spontan aja ngomong gitu."
Dengan Kira menyentil jidat Prilly sehingga membuat sang empu meringis kesakitan.
"Sakit tau."
"Salah sendiri, bego! Udah dapet yang sempurna malah di buang gitu aja." Cibir Kira yang nampak kesal dengan kepolosan Prilly.
Prilly mengerucut bibirnya kesal. "Kan khilaf. Kira." Ucap Prilly lirih. Ia merutuki kebodohannya sendiri yang begitu gampang mengucapkan kata sakral itu. Dan lihat sekarang, siapa yang menyesal, dia sendiri kan.
"Maklum kir, pertama pacaran. Makanya rada bego." Timpal Runa.
"Ish aku nggak bego tau, aku tuh dulu pernah pinter. Cuman ketemu sama tiga orang kaya kalian, bodoh aku." Kata Prilly dengan gerakan mengikuti seseorang artis yang pernah mengatakan kalimat itu sebelumnya.
Ketiganya di buat pusing dengan tingkah polos Prilly. Tapi walaupun kadang anak itu nyeselin, tetap mereka sayang. Karena di balik sifatnya itu, sebenarnya Prilly itu cewek yang baik, penuh dengan kecerian.
"Serah lo serah." Pasrah Runa yang kembali melanjutkan aktivitasnya yang tertunda, yaitu memakan makanan yang berbentuk bola itu, yang terbuat dari daging. Bakso.
Astaga thor, apa susahnya sih tinggal ngetik bakso doang pakai ribet gini.
"Jangan galak-galak Runa, ntar anak orang nangis emang lo mau pok pokin." Kata Kira dengan mata yang melirik ke arah Prilly, seakan-akan sedang menyindir Prilly.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Seorang Badboy
Ficção AdolescenteJatuh cinta dengan seorang Badboy bukanlah impiannya. Tapi apa boleh buat jika takdir berkata lain. Berawal dari tabrakan tak sengaja di koridor sekolah hingga menjadi asisten seorang Badboy. Benci jadi cinta adalah hal yang lumrah bagi manusia. Te...