"TIPE SUAMI IDAMAN KAMU SEPERTI APA?"
"INGIN MEMANTASKAN DIRI."
Saat ini Aksa dan yang lainnya sedang berada di depan gerbang sambil merayu para cewek-cewek yang lewat. Cewek yang di rayunya itu adalah Lisa, adik kelas mereka.
"MAU TAU?"
"IYA DONG. BIAR MEMPERSIAPKAN DIRI."
Lisa berjalan mendekat menatap sinis Aksa. Aksa yang di tatap seperti itu memberikan senyuman manis kepada Lisa.
"Yang. Jelas. Nggak. Kaya. Lo." Ucap Lisa dengan penuh penekanan. Setelah itu ia meninggalkan Aksa yang sudah menahan emosi.
"HAHAHA. LO DI TOLAK. PESONA LO UDAH BERKURANG KAYANYA."
"MENDING LO MANDI KEMBANG TUJUH MACAM DULU DEH, SIAPA TAHU PESONA LO BALIK LAGI."
"ATAU LO MINTA DOA SAMA MBAH DUKUN."
Aksa melirik teman-teman kesal. Sungguh Aksa benar-benar di buat malu oleh adik kelas tadi. Lihat saja apa yang akan ia perbuat untuk membalas perbuatan cewek itu.
"Baru junior aja udah belagu. Gimana kalau jadi senior." Cibir Aksa kesal.
Revan menepuk pundak Aksa,"karma itu nyata. Buktinya lo biasanya nyakitin cewek sekarang ada balasnya."
"Mungkin ini udah nasib lo."
Motor Ali memasuki area parkir membuat semua mata tertuju padanya. Apalagi Ali memboceng cewek. Hal itu membuat kaum hawa menjerit tak terima.
"Kak aku ke kelas duluan." Pamit Prilly pada Ali. Tanpa menunggu jawaban Ali, Prilly langsung pergi.
Bisa Ali lihat kalau cewek itu berjalan sambil menundukkan kepalanya. Ali menatap tajam mereka yang menatap Prilly seperti ingin memangsa. Sontak mereka yang menatap langsung mengalihkan pandangannya.
Saat melewati teman-teman Ali. Prilly hanya melengos saja tanpa bertegur sapa pada mereka. Hal itu sedikit membuat Aksa, Leon dan Rian kecewa. Niat mereka kan berada di depan gerbang itu untuk menyambut dedek gemoi.
"Lah, kok dedek gemoi langsung pergi." Kata Aksa heran sambil menatap punggung Prilly yang mulai menjauh.
Nio dan Revan mengendikkan bahunya acuh. Sedangkan Leon dan Rian menghela nafas kesal.
"Li, eneng semok kenapa langung pergi?" Tanya Rian pada Ali yang baru saja datang di hadapan mereka.
"Nggak tahu." Ali berlalu begitu saja tanpa menghiraukan teriakan teman-teman nya.
Prilly sudah berada di kelasnya dengan tatapan aneh yang di berikan oleh anak-anak yang berada di kelas. Tapi Prilly berusaha untuk mengabaikannya, ia memilih mendudukkan dirinya di samping Luna.
"Prill, lo beneran berangkat bareng Ali?" Tanya Kira dengan nada heboh.
"Iya."
"GILA-GILA! LO KEREN BANGET SUMPAH. BISA DUDUK DI MOTOR ALI." Pekik Runa histeris hingga mengundang banyak pasang mata.
Prilly menatap tajam Aruna,"jangan teriak bisa." Geram Prilly. Karena suara yang di keluarkan Aruna membuat dirinya menjadi pusat perhatian siswa yang ada di kelas.
"Hehe, kelepasan gue." Prilly memutar bola matanya malas.
"Kenapa bisa lo deket sama kak Ali?" Tanya Kira heran. Pasalnya Ali itu tipe laki-laki yang sangat sulit untuk di dekati atau pun mendekati. Bahkan tak jarang banyak para cewek mengeluh ' dingin ' saat mendekati Ali.
"Aku bakal cerita, tapi kalian jangan potong omongan aku dan jangan ada yang teriak lagi." Ucap Prilly, pada kalimat terakhir ia melirik Runa dengan ekor matanya. Yang diliriknya hanya menyengir tanpa dosa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Seorang Badboy
Novela JuvenilJatuh cinta dengan seorang Badboy bukanlah impiannya. Tapi apa boleh buat jika takdir berkata lain. Berawal dari tabrakan tak sengaja di koridor sekolah hingga menjadi asisten seorang Badboy. Benci jadi cinta adalah hal yang lumrah bagi manusia. Te...