17. Cinta Seorang Badboy.

5.6K 434 7
                                    

Yuk perkenalan dulu sama Pak bos kita.

Yuk perkenalan dulu sama Pak bos kita

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ultahnya pak bos masih lama. Sabar ya!

~•~

"JANGAN ADA YANG BAWA SENJATA."

Seluruh anggota Vagos mengangguk patuh mendengar perintah dari sang ketua. Saat ini seluruh anggota The Vagos berkumpul di markas yang letaknya bersebelahan dengan lapangan golf.

"JANGAN ADA YANG NYERANG DULUAN TANPA ABA-ABA DARI GUE."

"YES PAK!" Sahut mereka serempak.

Bendera peperangan telah di kibarkan oleh geng musuh, Rajawali. Setelah pertempuran pekan lalu antara kedua geng mereka yang membut Putra masuk rumah sakit selama satu minggu akibat pembengkakan di organ vitalnya. Sekarang mereka berniat untuk balas dendam.

"Jangan ada yang terpancing emosi. Kita semua harus tetap kelihatan tenang di hadapan mereka." Ali memberikan arahan kepada seluruh anggotanya yang berkisar hampir tiga ratus orang.

"Kalau stamina kalian udah berkurang jangan ragu buat mundur. Jangan segan minta bantuan sama yang lainnya. Mundur bukan berarti pengecut! Kalau ada yang ngeliat temennya terluka parah langsung bantuin. Jangan ada pertumpahan darah di geng kita."

Semuanya mendengarkan perintah Ali dengan sangat serius. Bahkan yang biasanya humoris kini berubah jadi orang yang serius.

"PERSIAPKAN DIRI KALIAN." Setelah itu Ali mengundurkan langkahnya.

Seluruh anggota bubar mempersiapkan diri mereka masing-masing.

"Udah lama gue nggak ngeliat Ali kaya gini." Ujar Leon dengan nada sedikit berbisik pada mereka.

Revan mengangguk." Gue malah takut kalau Ali lepas kendali." Aksa mengangguk setuju dengan ucapan Revan.

"Terakhir kita berantem, Ali bikin musuh kita masuk rumah sakit sampai koma satu bulan. Gimana kalau sekarang." Nio mula memikirkan apakah nanti Ali bisa mengendalikan emosinya.

"Gimana nantinya lah, yang penting sekarang kita harus bisa menjaga Ali agar dia nggak lepas kendali. Kita juga harus percaya sama dia." Ucap Aksa dengan nada serius.

Rian menutup mulutnya takjub."Bahasa lo ketinggian, Sa."

"Otak lo yang pendek." Cibir Aksa.

"Kalian berantem aja sampai lupa kalau pak ketua dari tadi senyum-senyum sambil liat handphone." Tegur Juan sambi menunjukkan Ali yang sedang duduk di pojokan dengan wajah yang cerah.

"Coba aja Ali tiap hari senyum. Pasti cewek-cewek langsung pingsan." Ucap Rian dengan mata yang terus menatap Ali.

"Kira-kira siapa ya yang bikin dia senyum kaya gitu. Hebat bener tu orang." Nio memikirkan seseorang yang ada di handphone Ali.

Cinta Seorang BadboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang