24. Cinta Seorang Badboy.

5K 423 14
                                        

Arena balapan sudah diricuhkan dengan suara sorakan serta suara motor yang bersahut-sahutan. Dua orang yang saling bermusuhan bersaing untuk memperebutkan harga diri.

"Lo pasti heran kenapa bokap cewek lo ngelarang kalian deket." Kata Putra sambil tersenyum miring.

"Jangan sok tau." Balas Ali dengan raut wajah datar yang dintutupi dengan helm full face miliknya.

Putra tertawa sumbang. "Gue tahu segalanya tentang lo. Termasuk masalah bokap lo sama bokap cewek lo. Gimana rasanya di jauhin? Enak? Pasti enak lah, secara kan lo punya banyak cewek di luaran sana, yang satu pergi datang yang lainnya." Kata Putra dengan nada mengejek Ali.

Mendengar ucapan Putra yang sedikit keterlaluan membuat emosi Ali meningkat. Tangannya terkepal kuat, lalu kemudian ia menghela nafas gusar. Berusaha meredam emosinya, jika tidak maka akan menjadi boomerang tersendiri bagi nya.

"Banyak omong lo." Ucap Ali masih dengan nada tajamnya.

"Gue ngomong sesuai fakta! Bokap lo itu nggak sebaik yang lo liat. Ternyata pepatah yang ngomong buah nggak jatuh jauh dari pohonnya, itu bener, buktinya anaknya nggak jauh beda dari bapaknya." Putra semakin menjadi-jadi.

Rahang Ali mengeras, ia memukul stir motornya keras. "Bangsat! Lo boleh hina gue sesuka lo, tapi jangan pernah lo hina keluarga gue." Sinis Ali dengan emosi yang di tahannya.

Putra menyendokkan bahunya acuh. "Kita liat aja nanti."

Perempuan berpakaian kurang bahan sudah berdiri di tengah-tengah mereka, dengan meemgang kain berwarna merah menyala.

Satu.

Dua.

Tiga.

Brumm...

Brumm..

Dua orang itu langsung menancapkan laju motornya dengan kecepatan di atas rata-rata. Saling beradu mana yang lebih cepat mencapai garis finish.

"Gue nggak pernah ngeliat Ali se emosi ini." Kata Leon dengan tangan yang bertumpuan di dagunya.

"Gue juga nggak. Gue yakin nih pasti di Putra itu ngomong macem-macem sama Ali." Tebak Aksa.

"Apapun yang mereka omongin, yang harus kita lakuin sekarang adalah berdoa. Berdoa biar Ali bisa menang dalam keadaan selamat." Sahut Nio.

Mereka mengangguk lalu berdoa bersama agar keselamatan sahabatnya terjaga. Baru beberapa menit mereka berdoa, langsung di ijabah sama tuhan. Ali berhasil kembali memenangkan balapan ini dengan keadaan selamat.

"Gue bilang apa, Ali tuh pasti menang. Nggak ada sejarahnya dia kalah sama banci kaleng yang onoh." Kata Rian seraya bersorak senang.

"Selamat Li, lo menang lagi." Kata Revan pada Ali. Ali mengangguk lalu melepaskan helmnya.

Putra menampilkan wajah masamnya. Ia menggeram tertahan karena harus kalah lagi dengan Ali.

Putra berjalan mendekat ke arah Ali. "Kira-kira kalau cewek lo tahu apa yang udah bokap lo lakuin, gimana ya reaksinya."

"ANJING! MAU LO APA BANGSAT!" Ali langsung memukul wajah Putra.

"Gampang, mau gue lo bubarin geng lo dan berhenti ikut campur masalah geng yang lainnya."

"Sampai kapan pun gue nggak akan pernah ngelakuin apa yang lo mau. Ingat itu!"

"Dan sampai kapan pun juga gue bakal terus cari masalah sama lo." Sahut Putra santai.

"Udah Li, orang kaya dia nggak perlu di ladenin. Buang-buang tenaga." Timpal Revan seraya menepuk bahu Ali.

"Mending kita makan-makan, anak-anak gue udah ngomel-ngomel gara-gara kaga di kasih makan." Kata Aksa seraya mengusap-usap perutnya.

Cinta Seorang BadboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang