Adara dan Clara sama-sama serius dengan buku bacaan yang ada di depan mereka. Adara yang sibuk membaca ilmu biologi untuk materi olimpiade nya minggu depan, juga Clara yang sibuk dengan alur cerita yang disajikan oleh novel favoritnya itu.
Karena sibuk dengan bacaannya masing-masing, Adara dan Clara tak menyadari bahwa kini ada seseorang yang ada di hadapan mereka.
Clara mendongakkan kepalanya saat ia merasa bahwa orang itu memang sengaja berhenti di bangku Clara dan juga Adara.
"Dar..." ujar Clara sambil menyenggol lengan Adara.
"Apaan sih, Ra? Gue masih baca nih. Jangan ganggu." ujar Adara yang masih tak mengalihkan pandangannya dari buku yang ia baca.
"Dar...itu..." ujar Clara yang masih melihat ke arah seseorang yang datang.
"Apaan sih?!"
"Tuh..." ujar Clara sambil melirik ke arah orang itu.
Adara terkejut dengan kehadiran orang itu. Pasalnya, satu kalipun, Adara tak pernah dihampiri oleh orang itu.
"Calvin? Ada apa?" tanya Adara lembut. Adara masih berusaha untuk tak teriak di depan cowok itu. Ia harus bisa jaga image sebentar.
"Lo pegang kimia, biologi. Fisika gue yang handle," ujar Calvin.
Adara tersenyum senang mendengar Calvin yang berbicara panjang kepadanya. Baru kali ini, Calvin mengeluarkan kata-kata terpanjangnya."Loh, bukannya kamu lebih jago kimia?"
"Tukeran."
"Tapi aku nggak jago di kimia, Cal,"
"Belajar lah."
"Tapi aku boleh minta tolong kamu ya kalo nggak bisa?" tanya Adara.
"Ok." jawab Calvin.
Kemudian, Calvin berjalan menjauhi meja Clara dan Adara. Tetapi, tiba-tiba langkahnya terhenti dan membalikkan tubuhnya ke arah Adara dan Clara lagi.
"Ada apa, Cal?" tanya Adara.
"Sepulang sekolah ada bimbingan di ruang biasa." ujar Calvin.
"Okay siap. Thanks infonya."
Calvin hanya menganggukkan kepala sebagai jawaban. Lalu, ia segera melangkahkan kakinya menuju pintu dan keluar dari perpustakaan.
"Aaaaaaaa, Clara gue seneng banget!" teriak Adara.
"Husshhht! Lo gila ya! Ini perpus bego, jangan teriak-teriak!!!" omel Clara.
"Upss, iya maaf-maaf. Habisnya gue tuh seneng banget. Nggak nyangka kalo Calvin bakal samperin gue kesini. Ini tuh pertama kalinya tau gak,"
"Lo nggak denger tadi jawaban dia kek gimana? Dia tuh manusia apa es berjalan sih?"
"Manusia lah. Kok es berjalan sih? Ganteng-ganteng dibilang es," omel Adara.
"Ganteng sih ganteng. Tapi dinginnya minta ampun."
"Yang dingin-dingin tuh lebih menantang, Ra,"
"Terserah lo, Dar!"
"Eh, Ra!!!" panggil Adara.
"Hmmm..." Clara hanya membalas dengan deheman.
"Gue tiba-tiba kangen Chelsea. Kalo gue olimpiade besok, lo ajak dia ya, udah lama kita gak ketemu." ujar Adara.
"Gue ketemu."
"Hah? Kapan?" tanya Adara terkejut.
Clara membelalakkan matanya saat sadar apa yang ia ucapkan. Adara tak tau tentang kedatangannya ke bar 3 hari yang lalu dan bertemu dengan Chelsea. Mengapa sekarang ia sendiri yang keceplosan ngomong di depan Adara?
KAMU SEDANG MEMBACA
CLARA
Teen FictionSetelah bertemu kamu, luka terasa lebih ringan - Clara Silviana Dirgantara Clara Silviana Dirgantara, gadis yang awalnya sangat ceria, humble dan nyaris tak pernah melanggar peraturan kini berubah 180°. Itu semua disebabkan oleh kondisi keluarganya...