Hari ini Clara mulai bersekolah kembali. Clara sudah bangun sejak jam 5 pagi tadi. Hari ini Clara sangat senang karena akhirnya ia bisa beraktivitas di sekolah lagi dan berjumpa dengan teman-temannya.
Arvan kemarin malam sudah menelponnya dan berkata bahwa hari ini Arvan akan menjemput dirinya. Clara harus bersiap-siap terlebih dahulu sebelum Arvan sampai di rumahnya karena Clara tak mau jika Arvan menunggunya lama.
Benar dugaan Clara, sekitar pukul setengah tujuh, Arvan telah sampai di rumahnya dan menunggunya di ruang tamu. Clara sudah siap dengan seragam sekolah dan juga tak punggungnya berwarna biru. Clara segera menemui Arvan dan mengajaknya untuk berangkat sekarang. Rasanya rindu sekali dengan suasana sekolah. Clara pasti tertinggal banyak pelajaran.
Setelah berpamitan dengan Angga dan Kirana, kini Clara dan Arvan sudah dalam perjalanan menuju ke sekolah.
Hanya membutuhkan waktu sekitar 20 menit untuk sampai di sekolah. Arvan memarkirkan motornya di tempat yang sudah disediakan. Lalu, ia mengajak Clara berjalan beriringan untuk menuju ke kelas masing-masing.
"CLARAAAA!!!" teriak seseorang dari arah berlawanan yang kini tengah berlari.
Clara hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah sahabatnya yang sungguh hiperaktif. Tau sendiri kan siapa?
Adara di depan Clara dengan Adara yang sedang bertanding olimpiade merupakan dua kepribadian yang berbeda. Adara di depan Clara adalah Adara yang berisik, suka mengganggu Clara dan juga suka teriak-teriak tidak jelas. Kelakuannya sungguh hiperaktif. Namun, jika Adara sudah berada di lingkungan olimpiade adalah Adara yang serius, berwibawa, sangat jenius dan terlihat tidak suka bercanda. Yang pasti perilakunya benar-benar berbeda.
"Bisa nggak sih lo nggak usah teriak? Lihat tuh semua orang jadi liatin lo sekarang!" omel Arvan pada Adara.
Adara mencebikkan bibirnya. "Bodo amat! Kenapa lo yang sewot!" ujarnya.
Arvan hanya memutar bola matanya malas. Akhirnya Arvan pun memilih diam daripada harus berdebat dengan Adara. Ujung-ujungnya dia bakal kalah juga karena Adara pasti bisa saja menjawab ucapan Arvan.
"Pagi-pagi udah teriak-teriak ada apa sih Dar?" tanya Clara.
"Gue kangen banget sama lo! Yuk masuk kelas," ajak Adara.
"Dia ke kelas sama gue, Adara!" protes Arvan.
"Bodo!" jawab Adara sembari menjulurkan lidahnya ke arah Arvan. "Ayo Ra!" ajak Adara pada Clara.
Clara memberikan kode kepada Arvan melalui tatapan matanya dan mengisyaratkan bahwa ia harus bersama Adara dulu saat ini. Arvan hanya menghela napasnya. Lagi-lagi waktunya bersama Clara harus direnggut oleh Adara.
"Jomblo gak ada akhlak!" umpat Arvan.
*****
Arvan berjalan masuk ke dalam kelas dengan langkah gontai. Ia segera duduk di samping Calvin yang saat ini tengah membaca buku. Entahlah buku apa itu. Yang pasti sangat tebal.
Iqbal yang sedari tadi memperhatikan Arvan pun kini menoleh ke bangku belakangnya. "Kenapa lo? Masih pagi udah lesu aja tuh muka!" tanya Iqbal pada Arvan.
Calvin yang sedari tadi fokus pada bukunya pun menatap sebentar ke arah Arvan untuk melihat raut wajah cowok itu. Ternyata benar kata Iqbal jika wajah Arvan lesu. Calvin kembali menatap ke arah bukunya dan melanjutkan aktivitas membacanya.
"Nyebelin banget tuh si toak!" omel Arvan.
"Toak?" tanya Iqbal tak mengerti..
"Itu si Adara. Dia kan suaranya berisik banget kaya toak masjid!"
KAMU SEDANG MEMBACA
CLARA
Teen FictionSetelah bertemu kamu, luka terasa lebih ringan - Clara Silviana Dirgantara Clara Silviana Dirgantara, gadis yang awalnya sangat ceria, humble dan nyaris tak pernah melanggar peraturan kini berubah 180°. Itu semua disebabkan oleh kondisi keluarganya...