CHAPTER 27 | CLARA DAN ARVAN

562 39 9
                                    

Hari ini merupakan hari minggu, hari yang biasanya Clara habiskan dengan tidur-tiduran atau nonton drakor favoritnya. Tetapi sepertinya itu tak akan berlaku lagi.

Bagaimana tidak, masih pagi buta seperti ini, Arvan sudah berada di rumahnya. Alasannya adalah untuk mengajak Clara berolahraga bersama. Clara sangat kesal dengan Arvan karena kedatangan cowok itu yang tiba-tiba dan tak berkata sejak tadi malam. Padahal, semalam mereka melakukan video call sampai larut.

Arvan sudah bersiap dengan kaos hitan polosnya dan menggunakan celana training berwarna hitam pula. Cowok itu juga mengenakan sepatu berwarna putih dan juga jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan kanannya.

Sementara Clara sebaliknya. Ia baru saja bangun tidur karena Arvan yang masuk ke kamar gadis itu. Clara masih berusaha untuk membuka matanya.

"Ayo Clara. Keburu siang nih!" ujar Arvan.

"Besok aja ya. Aku ngantuk."

"No! Besok kan udah senin. Ayo bangun cepetan!"

Clara berdecih, "Iya iya." ujarnya. "Bawel banget sih!" gumamnya.

"Aku dengar Ra!" ujar Arvan. "Sana ganti baju cepetan. 5 menit harus udah selesai. Aku tunggu di bawah."

Mata Clara terbelalak. "What? Kamu kira aku nggak pake mandi gitu? Ya kali mau keluar tapi kagak mandi." protesnya.

"Nggak usah. Nanti aja mandinya. Ini juga nanti bakal keluar keringat. Jadi, sekalian aja." balas Arvan. "Lagian kalau nunggu kamu mandi ya keburu siang. Mataharinya udah mau muncul tuh. Malah panas!"

"Udah sana ganti baju. Cepetan, aku tunggu kamu di bawah."

*****

Untuk hari ini, Arvan lebih memilih untuk membawa motor daripada mobil. Alasannya bukan karena untuk menghindari macet, namun ia ingin berduaan dengan Clara diatas motor ninja hitamnya itu.

Hanya membutuhkan waktu beberapa menit untuk sampai di tujuan. Kini, Clara dan Arvan sudah berada di Taman Suropati yang terletak di daerah Menteng. Udara di Kota Jakarta saat pagi hari memang lumayan sejuk, hampir sama seperti udara di pedesaan karena belum tercemar polusi. Tetapi jika sudah memasuki jam-jam manusia yang akan melakukan aktivitas, maka udara sejuk itu akan hilang.

Arvan segera mengajak Clara untuk masuk ke kawasan Taman Suropati itu. Mereka berdua berjalan beriringan. Lalu, Arvan mengajak Clara untuk berlari kecil agar bisa mengeluarkan keringat di pagi hari ini.

Setelah puas jogging, Arvan tak langsung mengajak Clara pulang. Ia membawa gadisnya ke tempat makan yang ada di pinggiran jalan. Lebih tepatnya tukang bubur ayam. Bubur ayam merupakan salah satu makanan favorit Arvan, jadi Arvan mau jika Clara pun mencoba makanan favoritnya itu.

"Kamu sering kesini ya?" tanya Clara.

Arvan mengangguk. "Lumayan. Aku sering olahraga disini bareng Rafa dulu. Tapi sekarang udah jarang sejak Rafa pindah ke Bandung." ujarnya.

Clara mengangguk-anggukan kepalanya tanda mengerti.

"Oh iya Ra, aku boleh tanya sesuatu?" tanya Arvan.

Clara menoleh, "Tanya apa?"

"Kamu pernah ada hubungan sama Rafa?"

Clara terkejut dengan pertanyaan yang dilontarkan oleh Arvan. Namun, Clara mencoba mengatur detak jantungnya yang tiba-tiba berdegup tak karuan. Clara pun mencoba memasang wajah tenang di depan cowok itu.

"Nggak ada. Cuma kenal aja." ujar Clara.

"Tapi waktu pertama kali ketemu sama dia, kenapa kamu menghindar? Apa ada sesuatu yang kamu sembunyikan?"

CLARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang