~Sayangi mereka selagi masih ada. Bagaimanapun kesalahan mereka, mereka tetap orang yang paling berjasa dalam hidup kamu. Jangan sampai menyesal jika mereka sudah pergi~
*****
Clara berjalan menuju ke kamar papanya yang letaknya tak jauh dari ruang makan. Sekarang sudah menunjukkan pukul 7 malam yang artinya jam makan malam telah tiba.
Clara dan Sherly sudah lebih dulu berada di ruang makan. Namun, setelah ditunggu selama beberapa menit, Angga tak kunjung datang untuk makan malam bersama. Jadi, Clara memutuskan untuk memanggil papanya dan mengajaknya untuk makan malam.
Clara mencoba mengetuk pintu kamar papanya. Tak lama kemudian pintu itu pun terbuka dan menampakkan Angga dengan wajah yang kusut dan juga mata yang sembab. Clara yakin jika papanya juga menangis sepanjang hari.
"Pa, makan malam dulu yuk," ajak Clara.
Angga menggangguk, "Kamu duluan ya, habis ini papa nyusul. Kak Sherly udah disana?" tanyanya.
"Udah pa. Tinggal nunggu papa aja."
"Iya nanti papa kesana."
*****
Makan malam telah selesai, suasana yang tercipta dalam makan malam itu sangat tidak menyenangkan. Tidak ada gurauan diantara mereka, melainkan hanya suara dentingan piring dan sendok yang saling beradu.
Padahal baru saja beberapa hari yang lalu mereka saling bercanda, tentu saja dengan adanya Kirana. Namun sekarang sudah terasa sepi lagi.
"Ada yang ingin papa bicarakan sama kalian." ujar Angga yang membuat Clara dan Sherly mengerutkan keningnya.
"Tentang apa pa?" tanya Sherly.
"Mama."
Clara semakin bingung, "Mama kenapa?" tanyanya.
"Ada satu hal yang kalian belum tau fakta tentang kejadian yang menimpa papa dan mama dulu."
"Kejadian apa?"
"Yang membuat papa dan mama berpisah."
"Emang ada apa sih pa?" tanya Sherly yang mulai tak sabar ingin tahu.
Angga menghela napasnya panjang sebelum menceritakan semuanya. Angga harus menceritakan semuanya pada anaknya agar mereka tak salah paham dengan kejadian itu.
Angga sebenarnya juga baru tahu perihal itu setelah Kirana menceritakan semuanya saat masih menunggu Clara yang dirawat di rumah sakit. Angga sangat terkejut dan ia menyesal karena ia terlalu egois saat itu.
*FLASHBACK ON*
Hari ini kondisi Clara sudah semakin membaik, bahkan dokter berkata bahwa Clara sudah bisa pulang. Kirana dan Sherly membereskan barang-barang Clara yang dibawa ke rumah sakit dan memastikan tidak ada yang tertinggal disana.
Angga baru saja kembali dari bagian administrasi untuk membayar biaya rumah sakit Clara. Kirana yang sudah selesai membereskan barang Clara pun berjalan mendekat ke arah Angga yang tengah duduk di sofa ruangan.
"Mas, bisa ikut aku sebentar? Ada sesuatu yang harus aku bicarain sama kamu." ujar Kirana pada Angga.
Angga yang awalnya fokus menatap ponsel pun langsung mendongak. "Mau bicara dimana?" tanyanya.
"Kita keluar dulu."
Angga dan Kirana pun berpamitan pada Clara dan Sherly untuk keluar sebentar dengan alasan mengambilkan obat untuk Clara. Mereka bicara tak jauh dari kamar rawat Clara.
KAMU SEDANG MEMBACA
CLARA
Ficção AdolescenteSetelah bertemu kamu, luka terasa lebih ringan - Clara Silviana Dirgantara Clara Silviana Dirgantara, gadis yang awalnya sangat ceria, humble dan nyaris tak pernah melanggar peraturan kini berubah 180°. Itu semua disebabkan oleh kondisi keluarganya...