CHAPTER 28 | TABRAKAN

527 31 9
                                    

"Mau apa lo, bangsat?"

"Tenang, Ar. Gue cuma mau minta maaf atas kejadian Clara beberapa hari yang lalu. Gue--"

"Lo kira segampang itu lo minta maaf? Lo udah ngelecehin dia bego! Otak lo dimana?!" marah Arvan pada lelaki yang ada di depannya itu, dia adalah Bara.

"Ar, gue mau minta maaf sama Clara. Itu benar-benar diluar kendali gue." ujar Bara menyesal.

"Lo kira gue bakal percaya sama lo segampang itu?!"

"Ar, dengerin penjelasan gue. Sebenarnya ada orang di balik semua kejadian ini. Gue nggak mau jadi satu-satunya yang salah karena gue nggak sepenuhnya salah." ujar Bara.

Arvan mengerutkan keningnya bingung. "Orang? Siapa?" tanyanya pada Bara.

"Bianca. Dia yang udah nyuruh gue buat culik Clara. Dia yang nyuruh gue buat ngelakuin apapun yang gue mau ke Clara karena kata dia ini adalah kesempatan emas buat gue. Dan gue benar-benar lepas kendali karena Clara buat gue marah, Ar. Jadi gue ngelakuin itu, gue benar-benar nyesel karena udah ngelakuin itu."

Clara yang berada tak jauh dari Bara dan Arvan pun bisa mendengar apa yang mereka bicarakan. Clara benar-benar terkejut atas pengakuan Bara jika ia disuruh oleh Bianca. Ternyata Bianca sebenci itu dengan Clara. Padahal ini semua hanya kesalah pahaman yang seharusnya bisa diselesaikan secara baik-baik.

"Kenapa lo mau aja disuruh Bianca?" tanya Arvan yang mulai memancing ingin tahu semua rencana Bianca.

"Karena dia bilang kalau gue ngelakuin ini, gue bisa milikin Clara seutuhnya tanpa gangguan lo. Dia mau deketin lo, Ar!" ujar Bara.

"Apa? Deketin gue?" Arvan terkekeh geli. "Nggak salah tuh?!" tambahnya.

"Gue nggak tau apa-apa lagi tentang rencana dia deketin lo Ar. Tapi yang pasti itu rencana dia, makanya dia mau Clara pergi jauh sama gue biar dia bisa bebas deketin lo."

Kedua tangan Arvan mengepal erat. "Brengsek!" ujarnya marah. "Terus juga lo kenapa tega ngelakuin itu ke Clara kalau lo juga suka sama dia?! Lo beneran suka sama Clara atau hanya sekedar obsesi?!"

"Gue beneran suka sama Clara. Tapi gue nggak tau itu kategori cinta atau obsesi." ujar Bara. "Gue bener-bener minta maaf sama Clara dan lo Ar. Gue nyesel banget karena udah ngelakuin ini sama Clara."

Bara berjalan mendekat ke arah Clara. Ia akan meminta maaf secara langsung ada gadis itu. Bara benar-benar menyesal atas apa yang telah ia perbuat pada Clara saat itu.

"Ra, maafin gue atas kesalahan gue. Gue nyesel Ra udah ngelakuin ini sama lo. Lo mau maafin gue kan?" ujar Bara pada Clara.

"Mundurin langkah kaki lo!" suruh Clara.

"Ra tapi--"

"Gue udah maafin lo tapi jangan deket-deket sama gue!"

"Oke oke. Gue udah lega dengernya karena lo udah mau maafin gue Ra." ujar Bara. Kini, ia membalikkan tubuhnya dan menatap ke arah Arvan lagi. "Gue tau lo pria yang baik. Lo jaga Clara ya. Buat dia bahagia. Gue bakal pergi dari hidup kalian dan gue nggak bakal ganggu lo berdua lagi." ujar Bara.

Setelah itu, Bara segera berjalan menjauh dari Arvan dan Clara. Sedangkan Arvan mendekat ke Clara dan bersiap untuk melajukan motornya.

"Kamu nggak papa kan?" tanya Arvan pada Clara.

"Iya nggak papa. Ayo pulang." ajak Clara.

"Nih pake dulu helmnya, apa mau aku pakein?" goda Arvan.

"Apaan sih? Dikira aku anak kecil?" kekeh Clara. Lalu, ia segera memakai helm yang diberikan oleh Arvan tadi.

CLARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang