Peraturan dibuat untuk dilanggar.
*****
Clara Silviana Dirgantara, gadis yang bernampilan jauh dari kata rapi. Baju seragamnya ia dibiarkan keluar, bagian lengannya ia lipat, dan satu kancing atas yang ia biarkan terbuka, serta rambut dikuncir berantakan.
Clara menuruni tangga di rumahnya dan menuju ke meja makan untuk mencari makanan disana. Perutnya sangat lapar, tetapi ia sangat bosan jika makan di kantin sekolah yang menunya hanya itu-itu saja.
"Claraa... Sini nak, makan sama Papa," ujar Angga yang tengah mengoleskan selai kacang diatas roti tawarnya.
Clara memutar bolanya malas. Clara segera memutar badannya dan segera menjauhi Papanya.
Saat Clara mulai melangkahkan kaki, tangannya ditahan oleh Papanya.
"Clara tunggu nak..."
"Sampai kapan kamu mau diamkan Papa? Papa rindu sama kamu, Clara..."
Clara tak menggubris ucapan Angga sama sekali. Clara berusaha melepaskan cengkraman tangan Angga agar ia segera pergi.
"Clara..." ujar Angga lirih.
Clara melanjutkan langkahnya untuk keluar dari rumah dan menuju ke garasi untuk mengambil mobilnya. Setelah itu, ia segera bergegas berangkat ke sekolah.
Clara melirik jam tangannya yang menunjukkan pukul 7. Sial! Ia pasti akan telat dan berujung dihukum untuk kesekian kalinya.
Hari ini pula, Kota Jakarta sedang macet-macetnya. Clara benar-benar harus terima hukuman lagi hari ini. Padahal, ia sudah berniat untuk tidur saat pelajaran, tetapi malah ia akan menerima hukuman.
Clara masih terjebak macet. Sesekali ia memainkan ponselnya untuk menghilangkan kebosanan. Clara membuka aplikasi chatnya dan membuka pesan dari Adara, sahabatnya.
Adara Anastasya : Ra, lo dimana? Upacara udah mulai nih.
Adara Anastasya : Ra, lo masuk kan?
Adara Anastaya : CLARA BALES WOI!
Sudah Clara duga, pasti Adara mencarinya.
Clara Silvia : Gue masuk, Dar.
Bentar lagi sampe.Setelah membalas pesan dari Adara, Clara segera melajukan mobilnya. Perlahan-lahan, akhirnya Clara berhasil keluar dari kemacetan itu. Kini, ia sudah sampai di depan gerbang sekolah.
Pastinya, saat ini gerbang sudah tertutup rapat.
Clara menitipkan mobil di Warung Mbok Jum, warung yang sering ia hampiri saat malas pulang ke rumah.
Clara berjalan mendekati gerbang sekolah, ia melihat ada seorang cowok disana. Mungkin juga telat, pikir Clara.
Clara berjalan untuk menuju gerbang belakang sekolah dan masuk lewat sana.
"EH TUNGGUU...." teriak seseorang.
Clara menghentikan langkahnya dan menoleh ke belakang untuk memastikan apakah ia yang dimaksud oleh cowok itu.
Cowok itu berlari menghampiri Clara.
"Lo anak SMA Victoria kan?" tanya cowok itu.
Clara tak menanggapi pertanyaan cowok itu melainkan ia memainkan kuku jarinya yang baru saja ia warnai dengan kutek yang ia beli saat jalan-jalan di mall bersama Adara kemarin.
KAMU SEDANG MEMBACA
CLARA
Teen FictionSetelah bertemu kamu, luka terasa lebih ringan - Clara Silviana Dirgantara Clara Silviana Dirgantara, gadis yang awalnya sangat ceria, humble dan nyaris tak pernah melanggar peraturan kini berubah 180°. Itu semua disebabkan oleh kondisi keluarganya...