1,5 TAHUN YANG LALU...
Bianca sedang bersama Clara dan Adara di suatu cafe yang terkenal di Jakarta. Cafe itu merupakan cafe favorit mereka bertiga. Kebetulan Bianca ingin sekali berkumpul dengan sahabat-sahabatnya itu. Ya hanya untuk sekedar melepas penat setelah ujian akhir semester yang mereka hadapi.
"Pusing banget gue. Ya bener sih ujian selesai. Tapi gue takut kalau remed nih!" keluh Bianca pada kedua temannya.
Adara yang baru saja menyedot caramel machiatto pun meletakkan gelas diatas meja dan beralih menatap Bianca. "Udah dibikin santai aja. Kalau lo pikirin terus yang ada malah stress tuh!" ujarnya.
"Yee, lo mah enak Dar. Lo pinter jadi ya pasti kagak ada yang remed. Lah sedangkan gue?" balas Bianca.
"Nggak ada yang nggak mungkin kalau gue juga remed. Gue hanya pintar di beberapa pelajaran. Nggak semuanya."
"Udah ah ngapain sih bahas yang udah lalu. Ujian udah berlalu yaudah sih lupain!" ujar Clara yang malas mendengar perdebatan kedua sahabatnya.
"Iyain aja dah. Ada gosip kagak?" tanya Bianca.
"Kagak bahas ujian malah nanya gosip! Kamu berdosa banget!" ujar Clara mulai drama.
"Kalau ada gosip tuh suasana jadi lebih berwarna." ujar Bianca tak mau kalah.
"Eh, promnight kapan sih? Kita boleh ikut kan?" tanya Adara tiba-tiba.
"Kayanya sekitar 3 hari lagi deh, Dar. Terus kalau gue denger-denger nih ya, semua angkatan boleh banget ikut ya buat ngeramein aja." ujar Bianca. "Ikutan yuk, daripada gabut di rumah!" ajak Bianca.
"Bilang aja lo mau ketemu kak Rafa. Pake alesan gabut lagi!" timpal Adara kesal.
Bianca cengengesan. "Tau banget sih lo! Ayo dong ikutan juga!"
Adara menoleh ke arah Clara yang sedari tadi hanya diam. "Ra, gimana? Ikut nggak?" tanyanya pada Clara.
Clara yang sedang asyik melamun pun terkejut dengan pertanyaan Adara. "Hah? Eh? Kenapa Dar? Ikut apa?" tanyanya gugup.
"Lo nggak dengerin gue ngomong ya Ra daritadi?" tanya Bianca.
"Bianca ngajak kita berangkat ke promnight Ra. Lo mau ikut nggak? Kalau lo gak ikut, gue juga gak deh." ujar Adara.
"Yahh kok gitu sih Dar? Kan ada gue. Gue bakal temenin lo." sahut Bianca.
"Males. Lo pasti nanti bucin ke kak Rafa. Mendingan gue nonton drakor daripada jadi nyamuk."
"Iya udah gue ikut. Gue temenin lo Dar." ujar Clara memutuskan.
"Yessss!! Awas lo kalau gak mau ikut!" ujar Bianca pada Adara.
*****
Clara memasuki rumahnya yang mewah namun sepi itu. Ya beginilah kondisi rumah Clara saat kedua orang tuanya masih bekerja dan selalu mementingkan pekerjaan mereka. Sunyi dan sepi. Kini, hanya tinggal Clara dan Sherly yang ada di dalamnya.
Clara masih bersyukur karena ia mempunyai kakak seperti Sherly. Kakak yang sangat perhatian dan sayang pada Clara.
"Assalamualaikum!" teriak Clara saat baru saja masuk ke dalam rumah.
"Waalaikumsalam. Ya ampun Ra gue nungguin lo daritadi! Lama banget sih!" ujar Sherly yang tiba-tiba mengomeli Clara.
"Ada apa sih kak? Kenapa cari gue?"
"Ada sesuatu yang harus gue beritahu sama lo!"
"Iya apaan? Langsung aja deh!"
"Gue sama Rafa kan udah keterima di kampus dengan jurusan yang sama kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
CLARA
Teen FictionSetelah bertemu kamu, luka terasa lebih ringan - Clara Silviana Dirgantara Clara Silviana Dirgantara, gadis yang awalnya sangat ceria, humble dan nyaris tak pernah melanggar peraturan kini berubah 180°. Itu semua disebabkan oleh kondisi keluarganya...