Kamis 30 April 2015, merupakan hari ulang tahun si kembar Azura dan Azam, tahun ini usia mereka genap 12 tahun.
Acara ulang tahun diadakan secara out dor, tepatnya disalah satu taman ibu kota. Para kolega bisnis beserta keluarga masing masing datang untuk menghormati tuan rumah, yang tak lain adalah Mahendra Reswara dan Zhafira Afsari Reswara.
Mahendra merupakan pengusaha kaya yang terkenal dimana mana, karena pencapaian perusahaan nya yang mendunia dan menduduki urutan pertama di top perusahaan internasional.
"Zam, kakak udah cantik belom?" tanya si kecil Azura kepada Azam sang adik. Hari ini keduanya tampak sempurna, bahkan keduanya seperti pasangan pengantin cilik yang serasi, Azura yang menggunakan gaun panjang tak berlengan berwarna tosca dan Azam yang menggunakan tuxedo berwarna putih serta dasi kupu kupu berwarna merah.
"Kakak cantik, kalo mata kakak bisa di belo-in sedikit" canda Azam, spertinya dia tidak sadar bahwa dirinya pun sama sipitnya seperti Azura.
"Ish, kamu kan juga sama sipitnya kaya aku, kenapa kamu ngeledekin aku kaya gitu"
"Tapi aku mah belo an dikit dari pada kakak, wleeek" ejek Azam kepada Azura lagi, "awas ya kamu" dan terjadilah adegan kejar kejaran ala Azura dan Azam.
"Azam berhenti, awas ya kamu kalo ketangkep, kakak pites kamu," pekik Azura yang sedang mengejar Azam.
Azam sesekali menengok ke belakang untuk mengetahui posisi sang kakak yang ada di belakangnya, "Ayo kak kejar kalo bisa"
Tanpa mereka sadari, mereka sudah jauh dari keramaian, sekarang mereka tengah berada di dekat jalan raya, beruntunglah jalan raya kali ini sepi.
"Azam berhenti! Kakak cape, hah hah kamu gak napas dulu?! Sini duduk deket kakak!" teriak Azura, kini Azura berada tepat setengah meter sebelum aspal jalan raya, sedangkan Azam, entah sadar atau tidak, dia berada di tengah jalan, persis di tengah jalan.
"Enggak mau, nanti aku di pites ama kakak, meding aku di sini aja" timpal Azam agak berteriak.
Lama setelah mengatur nafas, Azura akhirnya sadar bahwa mereka lari terlalu jauh, "Azam ayo ke pesta lagi, kita udah terlalu jauh" pinta Azura kepada Azam.
Azam menggelengkan kepalanya lalu berjongkok, "Itu pasti akal akalan kakak aja kan? Supaya aku nyamperin kakak" tuding Azam.
"Ck, Azam ayo! Yaudah kakak tinggal ya" ancamnya.
Karena kesal Azura berbalik meninggalkan Azam, tapi indera pendengarannya menangkap suara mobil yang sedang melaju kencang, dengan spontan ia membalikan badannya kembali, dan benar saja, mobil sedan hitam sedang melaju dengan kecepatan di atas rata rata,
"AZAM! BERDIRI!" teriak Azura yang tampak frustasi, sebab mobil itu jaraknya sudah tak jauh lagi dari tempat Azam berdiri sekarang.
Azam yang kaget pun dengan spontan dia berdiri, raut wajahnya seperti orang terkejut, dan bingung.
"AZAM AWAS! MINGGIR!" teriak Azura, dengan sekuat tenaga Azura berlari kearah Azam, sebelumnya ia sudah menyibakkan gaun toscanya keatas, sehingga mempermudah dirinya untuk berlari.
Azam yang melihat ada mobil yang sedang mengarah kepadanya pun kaget, kakinya sangat sulit di gerakkan.
Ckiiit
Braak
Azura terpental lima meter jauhnya, kepalanya menghantam keras trotoar jalanan, tubuhnya terpelanting di panasnya aspal jalan raya.
Kecelakan tak dapat lagi terhindarkan, untungnya Azam selamat,ia terjatuh di rerumputan, tapi Azura tidak. Sekuat tenaga tadi ia berlari lalu mendorong tubuh Azam, sehingga Azam tak terkena mobil itu, tapi dirinya yang menjadi korban. Mobil sedan hitam itu sudah melesat kembali setelah menabrak Azura.
KAMU SEDANG MEMBACA
DOUBLE A [COMPLETED]
Teen FictionSejauh apapun semesta memisahkan, jika garis takdir mereka adalah bersama, maka Perpisahan ini takkan abadi. Dipisahkan oleh semesta lalu dipertemukan kembali oleh takdir. Takdir dan semesta memang satu kesatuan , tapi mereka tak selamanya berada di...