2. Tidak Sengaja Bertemu

1.4K 115 6
                                    

Usahaku sia-sia saat tidak sengaja kau melihatku. Percuma menghindar kalau ujung-ujungnya akan bertemu.

~MIVI~

Via menatap Mike dari kejauhan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Via menatap Mike dari kejauhan. Dia menunggu laki-laki itu dengan kesal. Bagaimana tidak kesal kalau balasan dari pesannya tidak pasti. Kalau tidak mau, bilang. Bahkan tadi dirinya sempat ingin menelepon Mike tapi dia urungkan saat mendengar motor laki-laki itu mendekat.

"Enggak jelas banget jadi cowok!"

"Penting gue udah ada di sini."

Via langsung menaiki motor dan membenarkan letak duduknya.

"Lo bolos kuliah, kan?"

"Nilai pas-pasan kok berani bolos!"

Mike menjalankan motornya menembus kepadatan jalan siang itu.

"Cuma bolos kok takut, bawa lo ke KUA aja gue berani."

Via memukul helm yang dikenakan Mike, "Kalau ngomong suka ngaco! Enggak nyambung!"

Mike tidak menjawab perkataan Via. Dia memilih fokus ke depan demi menjaga keselamatan mereka. Sudah tidak heran lagi kalau mereka berangkat dan pulang bersama. Via memanfaatkan keadaan kalau dirinya sedang malas membawa mobil atau Rose--mamanya--sedang tidak bisa mengantar. Jangan berharap dia bisa berangkat bersama Jenny. Memang hubungan mereka sudah cukup baik dari yang sebelumnya. Tapi masih sedikit risi jika harus lebih akrab lagi. Rasanya belum terbiasa.

"Mampir ke minimarket dulu."

Mike membelokkan motor dan melepas helm yang sebelumnya dia kenakan. Via ikut melepaskan helm dan memberikan pada Mike.

"Mau beli apa?"

"Roti."

Dengan santai Mike mengikuti Via dari belakang. Lumayan bisa sekalian memalak perempuan itu, dapat roti gratis. Walaupun dia tidak terlalu menyukai makanan itu.

Mata laki-laki itu mengernyit bingung. Bukannya berbelok ke arah kanan menuju rak makanan, Via malah berjalan lurus ke arah rak yang berisi jejeran merek pembalut.

Pipi Mike bersemu malu melihat Via dengan santainya memilih barang andalan bagi kaum perempuan.

"Lo bikin malu gue!" gertak Mike dengan mencondongkan tubuhnya ke telinga Via.

"Rasain lo! Sana minggir! Lo jadi orang bego banget, sih. Udah tau di tempat kayak gini, bukannya cepet pergi malah diem berdiri kayak patung!" Via mendorong tubuh Mike dan berjalan mencari merek pembalut yang selalu dia pakai.

Mike rasanya ingin menjitak kepala Via saat ini juga. Dia memutuskan untuk mengambil minuman dingin di etalase dan membawanya ke kasir. Rencana untuk memalak uang Via kandas sudah.

"Hai?"

Mike menoleh saat ada seorang perempuan yang menepuk pundaknya. Dia menatap perempuan itu dengan datar. Percuma saja satu hari ini dirinya membolos untuk menghindari perempuan di depannya ini.

M I V I Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang