43. Keras Kepala

500 55 10
                                    

Aku begini karena sayang.

-MIVI-

Via menggeliat pelan dan membuka matanya menatap sekitar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Via menggeliat pelan dan membuka matanya menatap sekitar. Sepertinya perutnya sudah mendingan, tidak terasa sakit. Memang Mika sialan. Tetapi mana mungkin dia mampu marahan dengan temannya itu. Walaupun salah tetap saja mereka hanya bertahan satu hari, itu pun kalau marah. Masih ingat bukan inside nabrak tembok sebelum acara camping?

Dia mendudukkan tubuhnya dan menyender ke kepala tempat tidur. Masih mengumpulkan nyawa. Di luar sana sudah gelap dan dia sadar kalau tidur terlalu lama. Harapannya Mika masih ada di sini.

"Lo udah bangun?" pertanyaan basa-basi yang Mika lontarkan saat masuk ke kamar.

Via memilih tidak menjawab. Dia menatap pintu balkon yang terbuat dari kaca. Menampilkan langit malam yang dihiasi sedikit bintang. Kebetulan kordennya belum ditutup.

Dapat dia rasakan kasur bergoyang. Tanpa mengalihkan matanya dia juga sudah tahu kalau pelakunya adalah Mika.

"Gue tadi udah bikin masakan yang tahan buat beberapa hari ke depan. Modal liat YouTube, sih." Mika meringis tidak yakin dengan masakannya tadi. Selama ini jarang sekali dia membantu di dapur. Itu pun kalau mamanya memanggil baru dia dengan terpaksa ikut membantu.

"Abang Jago?"

Kali ini Via mengernyit mengedar pertanyaan Mika. Perkataan temannya itu begitu random.

"Sorry, Bang Jago. Ampun, Bang Jago!" Mika langsung berjoget tidak jelas di samping Via sambil menyatukan tangannya di depan dada.

Jangan tanya lagi bagaimana wajah Via saat ini. Dia malah melongo tidak percaya dengan tingkat amburadul temannya itu. Dari katanya tadi, Via dapat menangkap kalau Mika bermaksud untuk meminta maaf.

Tangannya mendorong dahi Mika dan tertawa karena ulah konyol Mika beberapa saat lalu.

"Begok banget, sih lo! Dapet inspirasi dari mana?" dia masih belum selesai tertawa mengingat hal konyol tadi.

"Tadi abis liat Tiktok, hehe." Cengir Mika sambil menggaruk bawah dagunya merasa malu.

"Lo tahu gimana rasanya waktu liat lo sakit perut tadi?"

Via menggeleng, "Rasanya?"

"Ah, mantap!" Mika kembali berjoget ala Tiktok di depan Via. Mereka langsung tertawa terbahak-bahak bersama.

"Kenapa belum pulang?" tanya Via setelah puas tertawa.

"Gue mau nunggu lo. Lagian ada sesuatu yang mau gue tanya."

"Tadi gue udah WhatsApp Jenny kalau lo pulang telat," lanjut Mika. Tentu saja dia tidak mau keluarga Via cemas. Apalagi mamanya mengingat anak gadisnya belum pulang.

"Apaan?"

Mika mulai menatap Via serius. Seserius dia yang masih mengharapkan Dani yang tak kunjung peka. Bukannya mulai bicara, dia malah menghembuskan napas kasar. Bahunya ikut turun dan tatapannya menjadi seperti sedih (?)

M I V I Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang