Manusia hanya bisa merencanakan dan Tuhan yang akan mengabulkan.
-MIVI-
Cuaca panas di luar membuat perempuan yang memakai hem kotak-kotak itu menyetel AC hingga ke suhu paling rendah. Tadi saat perjalanan ke rumah Mika, dia sempat terjebak macet. Kesal pastinya, apalagi sedang panas-panasnya.
"Flower of evil happy or sad ending? Trauma gue kalau yang main Lee Joon-gi, nanti takut kayak di moon lovers."
Mika mencari episode 16 di file miliknya. Memutarnya dan mempercepat waktu ke menit terakhir. Dia memutar laptop ke arah Via yang sedang rebahan sambil memainkan ponsel.
"Nih, liat aja sendiri."
Via menoleh dan melotot," Lo kok malah liatin gue ending-nya, sih?!"
"Tadi katanya tanya happy or sad, ya gue kasih liat sendiri dong."
Dengan bibir manyun seperti bebek, Via mem-pause video di depannya. Dia membalikkan kembali laptop milik Mika dan melanjutkan acara rebahan.
Alasannya datang ke rumah Mika selain karena ingin meng-copy drama Korea, juga karena malas berada di rumah. Bagaimana tidak malas kalau di sana dia hanya menjadi kambing congek untuk Brian dan Jenny. Laki-laki itu sudah gesit sekali mendekati saudara tirinya. Lagipula dirinya juga tidak keberatan kalau mereka jadian. Tetapi tolonglah ingat kondisi. Masa iya apel di rumah dengan Via yang hanya bisa ngejongkrok diam melihat Brian sedang modus.
"Beberapa hari lagi udah mau ulangan semester. Kalau lo lupa udah gue ingetin."
Via melirik Mika sekilas. Temannya itu masih sibuk mengotak-atik laptop.
"Gue udah tahu. Emang lo pikir gue pikun apa? Sampai hal sepenting itu gue lupa."
"Mikir aja, lo harus lebih rajin belajar. Inget, kita udah mau otw tahun terakhir."
Via mengangguk mengerti. Dia juga tidak menyangka kalau waktu cepat berlalu. Sebentar lagi mereka akan menghadapi tahun terakhir dengan kesibukan luar biasa. Apalagi membahas soal skripsi. Membayangkannya saja sudah membuat otak Via berdisko ria.
Tiba-tiba pintu kamar Mika dibuka secara kasar. Muncul laki-laki yang tidak tahu dosa langsung ikut berbaring di sebelah Via. Tangannya langsung merampas paksa ponsel yang menjadi fokus Via sedari tadi.
"What the fu--"
Perkataan Via berhenti di tengah jalan saat ada tangan besar yang membungkam mulutnya.
"Cewek jangan ngomong kasar. Nanti takutnya nurun ke anak-anak kita," kata Mike sambil mengerling jahil.
Dengan kasar Via menggeplak tangan Mike yang masih setia bertengger di mulutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
M I V I
Teen FictionDON'T COPY MY STORY "Kok lo udah kayak orang cemburu aja. Jangan-jangan lo ada rasa sama gue? Kalau iya, langsung belok kanan aja!" kata Mike sedikit keras. Dahi Via mengernyit bingung, "Belok kanan? Kemana?" "Ke KUA dong. Kalau belok kiri lurus wae...