Harusnya kamu sadar akan posisi dan keadaan. Jangan membuatku semakin membencimu.
-MIVI-
Mike menyesap rokoknya dalam-dalam dan mengeluarkan asap dari hidung. Dia sudah menghabiskan lima batang rokok di pagi ini. Pikirannya sedang suntuk dengan rencana orangtuannya. Setiap hari yang diomongin selau masalah tentang perjodohan konyol itu.
Berhubung saat ini adalah jamnya dosen galak, membuat Mike malas sekali untuk ikut kelas. Dia lebih memilih membolos ke warung Mak Tum bersama anak futsal. Ada juga mahasiswa dari kampus lain yang jauh-jauh datang hanya untuk membolos dan sekedar apel dengan mahasiswi dari kampus Mike.
"Nyebat aja dari tadi."
Mike menoleh saat ada yang menepuk pundaknya. Dia kembali menyalahkan rokoknya dan mengulurkan bungkus rokok pada temannya tadi.
"Cewek lo kagak marah liat lo gini lagi?" tanya Rio sambil mengambil satu batang rokok.
"Gue enggak punya cewek."
Rio terkekeh dan menyalakan korek, "Via? Cewek yang marahin lo waktu tahu kalau lo ngerokok sama bolos di sini."
"Temen gue."
"Kalau gitu dia buat gue aja. Lumayan cantik juga, gue deketin aja, ya?" tanya Rio santai.
Mike mendengus mendengarnya. Dia menginjak batang rokok yang masih tersisa dan menatap Rio tajam. Punggungnya dia senderkan di senderan kursi tanpa memutus matanya yang masih setia menatap gerak-gerik Rio.
"Punya apa lo mau deketin dia?"
Rio yang tidak paham dengan maksud dari perkataan Mike, mengernyit bingung.
"Gue rasa dia enggak mau sama cowok modelan kayak lo."
Rio terkekeh dan menatap Mike jenaka.
"Modelan kayak gue? Bukannya kita itu satu spesies, ya?" tanyanya sambil menaik-turunkan alis menggoda Mike.
"Lagian kalau lo suka tinggal bilang aja apa susahnya, sih?"
Mike mengambil cup minumannya dan meminumnya. Dia menegakkan tubuhnya dengan kedua tangan diletakkan di atas meja. Matanya seakan menerawang jauh mencari jawaban. Memikirkan sesuatu.
KAMU SEDANG MEMBACA
M I V I
Teen FictionDON'T COPY MY STORY "Kok lo udah kayak orang cemburu aja. Jangan-jangan lo ada rasa sama gue? Kalau iya, langsung belok kanan aja!" kata Mike sedikit keras. Dahi Via mengernyit bingung, "Belok kanan? Kemana?" "Ke KUA dong. Kalau belok kiri lurus wae...