DON'T COPY MY STORY
"Kok lo udah kayak orang cemburu aja. Jangan-jangan lo ada rasa sama gue? Kalau iya, langsung belok kanan aja!" kata Mike sedikit keras.
Dahi Via mengernyit bingung, "Belok kanan? Kemana?"
"Ke KUA dong. Kalau belok kiri lurus wae...
Padahal dunia ini luas tapi kenapa selalu bertemu dengan dia yang tidak aku suka.
-MIVI-
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Mike membelokkan mobilnya ke halaman rumah. Terdapat mobil berwarna merah yang terparkir rapi di halaman. Langsung saja mood laki-laki itu berubah drastis. Decakan kesal keluar dari mulut Mike. Dia membuka pintu mobil dengan kasar.
Via menatap Mike bingung. Tidak seperti biasanya. Padahal tadi mereka masih melempar ejekan satu sama lain. Bahkan tadi juga Mike sempat tertawa tapi ada apa dengan laki-laki itu sekarang. Matanya menatap mobil merah yang terasa asing di matanya. Sepengetahuannya Mike tidak memiliki mobil berwarna merah. Apalagi orangtuannya atau mungkin saja itu mobil baru (?)
Matanya membulat sempurna saat tau di dalam sana ada Gladis yang sedang asik tertawa bersama Wawan dan Ratna--orangtua Mike. Perkataan perempuan itu masih terngiang jelas di benaknya. Kata-kata pedas itu pula yang membuatnya menangis tersedu-sedu di dalam pelukan Rose. Bisa-bisanya Gladis tertawa seakan tidak ada salah padanya.
Wawan menatap putranya yang baru saja pulang dengan membawa seorang perempuan. Dia sudah tidak asing lagi dengan Via. Perempuan itu sering bermain ke rumah Mike ataupun ke rumah Mika yang terletak di depan sana. Bisa dikatakan rumah Mike dan Mika itu saling berhadapan. Hanya terpisah jalan kompleks.
"Pagi, Om, Tante," sapa Via sopan. Dia masih memiliki etika. Walaupun Via itu termasuk perempuan bar-bar.
"Ternyata ke rumah kamu, ya? Pantesan Tante sama Om cari enggak ada. Numpang sarapan?" tanya Ratna yang bermaksud melempar candaan.
Gladis menatap interaksi itu dengan tidak suka. Pasalnya dia menjadi diacuhkan oleh orangtua Mike. Susah payah datang pagi-pagi kemari. Niatnya ingin mengajak jalan Mike ternyata laki-laki itu sudah pergi duluan ke rumah Via.
"Eh, iya kenalin dong ini Gladis calon is-"
"Ikut gue ke dalam aja, Vi." Mike memotong perkataan Wawan dan menarik tangan Via sebelum mendengar terlalu jauh.
Sebenarnya Via merasa penasaran dengan perkataan Wawan yang berhenti di tengah jalan. Sikap Mike juga berbeda saat papinya bermaksud mengatakan entahlah apa itu. Tapi yang jelas Mike seperti tidak suka dengan situasi ini.
"Bokap lo tadi mau bilang apa? Kok ada calon segala?" sifat penasaran Via mulai keluar. Sebenarnya tidak terlalu hanya saja ingin tahu.
"Enggak penting, anggap aja angin lalu."
Setelah mendapatkan dompetnya yang ternyata ada di dalam jaket, Mike malah sekalian memakai jaket itu. Mereka kembali lagi ke ruang tamu. Via berniat untuk berpamitan dengan orangtua Mike tapi laki-laki itu malah menariknya asal tanpa mengatakan satu patah katapun.