Pedasnya udah kayak omongan tetangga.
-MIVI-
Masih di apartemen milik Mike, Via sedang menunggu Mika yang katanya masih di supermarket. Tadi dia sempat menitip beberapa barang kebutuhannya yang kebetulan sudah habis di rumah. Dia juga berpesan pada Mika untuk membeli bahan dapur yang mudah dimasak. Tetapi bukan makanan cepat saji.
Setengah jam menunggu di depan televisi yang sedang menyiarkan sinetron khas Indonesia. Membuatnya bosan saja. Apalagi itu sama sekali tidak menarik baginya.
Bel apartemen berbunyi. Berjalan pelan, Via segera membuka pintu dan membatu Mika membawa kantor kresek yang penuh dengan barang belanjaan.
"Gilak! Gue dari rumah Nenek langsung ke supermarket terus ke sini. Capek banget gue, mana di luar panas banget lagi." Mika langsung menghempaskan tubuhnya ke sofa dan meraih remote AC guna mengatur ke suhu terendah.
"Lo ikhlas, enggak, sih? Ini apa?" Via mengangkat kemasan makanan yang terasa familiar baginya.
"Enggak percaya kalau lo enggak tahu," kata Mika ambil lalu.
"Buatin gue minum, Vi. Apa aja yang penting seger."
"Maksudnya tuh kenapa lo beli ginian? Lo tahu, kan kalau ini pedes banget."
Via menuang air putih dingin dan mengantarnya ke Mika yang saat ini masih berleha-leha. Dia ulurkan tangannya yang memegang gelas.
"Gue penasaran aja rasanya. Mumpung kita di sini, gimana kalau kita coba makan aja? Mike juga masih tidur, jadi aman." Mika meletakkan gelas yang sudah kosong ke meja depannya.
"Gue juga penasaran, sih. Tapi nanti kalau enggak kuat gimana?"
"Ya, tinggal biarin aja enggak usah makan. Gitu kok dibikin repot."
Via kembali ke dapur guna menata barang belanjaan tadi yang baru dikeluarkan di atas meja pantry. Matanya melongok ke belakang memastikan Mike masih tidur. Takut kalau-kalau suaranya tadi bisa membuat laki-laki itu bangun.
"Gue masakin dulu. Lo beresin itu semua aja." Mika menggulung lengan kemejanya dan mulai mengambil panci dan diisi air.
Tangannya menyalakan kompor dan sambil menunggu air mendidih, dia mulai membuka kemasan mi yang terkenal dengan nama Ghost Pepper. Jangan tanya kenapa Mika harus memasak air. Itu karena di sini tidak ada air panas sama sekali. Maklum tempat ini jarang ditinggali. Kecuali kalau Mike sedang merasa kurang nyaman di rumah, seperti sekarang ini.
"Harusnya tinggal sedu doang. Gara-gara enggak ada air panas, nih!" Mika menyenderkan tubuhnya di meja dapur, mengamati Via yang masih sibuk memasukkan barang ke kulkas.
"Dia jarang masak kalau lo lupa, Vi."
"Gue tahu, rencananya gue mau buat makanan yang awet buat beberapa hari ke depan. Kayak telur semur, ayam bacem, atau acar?"
KAMU SEDANG MEMBACA
M I V I
Teen FictionDON'T COPY MY STORY "Kok lo udah kayak orang cemburu aja. Jangan-jangan lo ada rasa sama gue? Kalau iya, langsung belok kanan aja!" kata Mike sedikit keras. Dahi Via mengernyit bingung, "Belok kanan? Kemana?" "Ke KUA dong. Kalau belok kiri lurus wae...