Mantan itu masa lalu. Kalau tanya masa depannya siapa, udah pasti itu kamu. Iya, itu kamu. Kamu yang lagi baca tulisan ini.
~MIVI~
Via menunggu Mika yang sedang membeli makanan di kantin. Dia sangat malas kalau harus ikut antre dan berdesakkan dengan mahasiswa lain. Untung temannya itu mau dimanfaatkan.
Matanya menatap seorang perempuan yang baru saja masuk ke kantin bersama temannya. Dia merasa tidak asing dengan perempuan itu. Ingatannya berputar dan dapat! Via mengingatnya, dia pernah bertemu perempuan itu di depan minimarket. Walaupun hanya sekilas.
"Liat apa?" tanya Mika yang datang dengan membawa cemilan serta yogurt kesukaan Via.
"Coba, deh liat itu. Kemarin kalau enggak salah gue liat dia ngobrol sama Mike di depan minimarket. Dia siapa?"
Mika menatap arah telunjuk Via. Dia menatap terkejut dengan apa yang dia lihat saat ini. Jangan bilang Via sudah mengetahui sesuatu tentang Gladis.
"Emang kenapa?"
Via memutar bola mata malas. Bukannya menjawab pertanyaannya, Mika malah balik bertanya padanya.
"Gue tanya dia siapa?! Kok lo malah balik tanya? Bikin kesel aja."
"Mana gue tau, lagian buat apa lo tanya nama dia?"
Via mengangkat bahu dan membuka tutup botol yogurt.
"Gue udah bilang kalau enggak sengaja liat dia ngobrol sama Mike di depan minimarket waktu Mike nganter gue balik."
"Lo yakin enggak kenal sama itu cewek?"
Mika menggigit bibir dalamnya. Harus bagaimana sekarang. Sebenarnya bisa saja dia berkata jujur, toh Via bukan siapa-siapanya Mike.
"Gue yakin lo tau itu cewek."
"Eng-"
"Mika?"
Perkataannya berhenti saat mendengar namanya dipanggil. Dia menoleh ke belakang dan kembali lagi menghadap ke arah Via yang sudah menaikkan alis meminta penjelasan.
"Selama kita kuliah baru kali ini gue ketemu sama lo."
Mika berdecak tidak suka. Kalau sudah begini dia tidak bisa menghindar. Dia tersenyum paksa melihat Gladis yang sudah berada di sampingnya. Bahkan perempuan itu hendak duduk di depan Via.
"Ngapain lo duduk? Itu temen-temen lo udah pada nunggu!"
Gladis mengurungkan niatnya dan menatap temannya yang sudah berdiri tak jauh dari tempatnya. Dia menyelipkan rambutnya ke telinga dan tersenyum manis pada Mika seta Via.
"Gue duluan. Lain kali bisa dong makan bareng."
Mika tidak menjawab. Dia menatap kepergian Gladis dengan lega. Mana sudi dia berbagi meja dan makan bersama perempuan itu. Bukannya makan dengan tenang yang ada malah adu mulut dan tidak jadi makan.
KAMU SEDANG MEMBACA
M I V I
Novela JuvenilDON'T COPY MY STORY "Kok lo udah kayak orang cemburu aja. Jangan-jangan lo ada rasa sama gue? Kalau iya, langsung belok kanan aja!" kata Mike sedikit keras. Dahi Via mengernyit bingung, "Belok kanan? Kemana?" "Ke KUA dong. Kalau belok kiri lurus wae...