DON'T COPY MY STORY
"Kok lo udah kayak orang cemburu aja. Jangan-jangan lo ada rasa sama gue? Kalau iya, langsung belok kanan aja!" kata Mike sedikit keras.
Dahi Via mengernyit bingung, "Belok kanan? Kemana?"
"Ke KUA dong. Kalau belok kiri lurus wae...
Kalimat itu hanya bualannya atau memang murni keseriusannya?
-MIVI-
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hari yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba juga. Semua persiapan sudah beres dan tinggal berangkat saja. Mereka--Mika, Brian, dan Mike--sudah berkumpul di rumah Via. Rencananya mereka akan berangkat menggunakan mobil Brian yang lebih besar.
Tadi Brian lebih dulu menjemput Mika di rumahnya. Soal Mike, laki-laki itu tadi malam menginap di rumahnya dan membawa serta barang-barangnya dengan alasan dia tidak mau kalau harus disuruh Wawan untuk berangkat bersama Gladis. Tanpa perlu diberikan tahu, pasti nanti perempuan itu akan datang ke rumahnya dan memintanya untuk berangkat bersama. Malas sekali.
Keluarga David tadi malam sengaja menginap di rumah Lidya guna untuk membantu persiapan mereka. Liona bahkan membuat beberapa makanan yang bisa bertahan lama agar mereka tidak perlu repot untuk memasak jika lapar. Si Kecil Etlan juga sudah merecoki tante-tantenya yang sedang beres-beres. Dia berdalih ingin membantu padahal hanya membuat suasana tambah ribet.
Via memasukkan tas make up miliknya ke dalam mobil. Sengaja dia pisahkan agar memudahkan untuk mencari. Tidak membawa banyak, hanya serum, lip tint, facel wash, parfum, body lotion, dan deodorant. Itu semua yang paling penting versi Via.
Tidak jauh berbeda dengan Via, Mika bahkan membawa lebih dari itu. Dia juga membawa sun lotion untuk melindungi kulitnya dari sengatan matahari.
Mereka tinggal menunggu konfirmasi dari anak futsal lainnya yang juga sedang dalam perjalanan menuju rumah Via. Ya, mereka janjian akan kumpul di rumah Via karena lokasinya yang searah dengan jalan tujuan mereka. Lagipula halaman rumah Via cukup luas untuk menampung beberapa mobil.
Ngomong-ngomong tentang mobil. Dengar-dengar Gladis berangkat bersama rombongan anak futsal. Tidak tahu ikut mobil siapa, Rio atau anak futsal lainnya. Biarlah, salah sendiri memaksa untuk ikut. Rasanya ingin tertawa melihat nasib perempuan itu. Niat hati ingin pendekatan dengan Mike malah berakhir mengenaskan tidak satu mobil dengan Mike.
"Masih ada yang kurang, enggak? Barangkali ada yang ketinggalan, nanti bingung kalau udah sampai sana."
Lydia datang dan memberikan satu toples nastar yang tidak terlalu besar.
"Kayaknya udah semua, deh, Ma."
"Lagian Ibu juga yang bantuin packing," imbuh Jenny yang menerima toples itu dan segera memasukkan ke dalam mobil. Lebih tepatnya dia letakkan di dasbor mobil.
"Kalian jangan aneh-aneh di sana."
"Mbak! Jangan lupa, lho sama yang Mbak Nik bilang. Pokok e tempat e apik banget! Ora lali dolan neng Malioboro," kata Mbak Nik yang terlampau excited mengetahui mereka akan pergi ke Jogja, tempat kelahirannya.