Kata-katamu itu kok bikin meleleh. Bisa dijamin kepercayaannya, enggak?
-MIVI-
Setelah pertandingan futsal berakhir, Mike mengajak Via untuk pulang bersama. Masalah motor Via, dia menyuruh Jenny untuk membawanya pulang. Kebetulan tadi Jenny dijemput oleh Brian. Laki-laki itu sudah mengumpat berkali-kali saat tidak bisa jalan bareng dengan Jenny. Sepertinya rencananya gagal totol gara-gara Mike.
"Monyet! Utang budi lo sama gue! Awas aja kalau kalian kencan bakal gue ganggu juga!"
"Awis aji kali keilian keincan baikil giwe ginggu jiga!" Via menirukan ucapan Brian sambil memonyongkan mulutnya.
"Ngiri bilang, Bos!" tepuk Mike pada pundak Brian yang langsung ditepisnya kasar.
Mike memakaikan helm pada Via yang menjulurkan lidah ke arah Brian. Jenny datang setelah tadi dia ke toilet dulu. Segera Via melemparkan kunci motornya yang sudah dia ambil dari saku celana. Dengan sigap Jenny menangkapnya. Dia juga sedang malas kalau harus jalan dengan Brian. Maunya langsung pulang ke rumah dan pacaran dengan kasur.
"Gue balik dulu." Jenny berlalu diikuti Brian yang merengek di belakangnya.
"Mereka udah jadian belum, sih?" tanya Mike setelah duduk dengan nyaman di atas motor. Kakinya melipat standar.
"Belum, Jenny juga enggak minta kepastian. Enggak tahu tuh mereka saling suka atau enggak."
Via naik dengan tangan bertumpu pada pundak Mike. Takut kalau nanti jatuh. Pasalnya motor Mike itu tidak seperti motor miliknya. Tahukah bagaimana model motor laki-laki yang besar terus joknya itu tingginya massyaallah bagi kaum perempuan. Untung saja dia saat ini tidak sedang memakai rok. Bakal ribet kalau pakai itu.
"Kalau lo gimana?"
"Gimana apanya?" tanya Via yang tidak tahu maksud perkataan Mike. Jangan bilang laki-laki itu akan menanyakan pe--
"Gimana sama perasaan lo ke gue?"
Tebakan Via itu selalu tepat sasaran. Lihat saja sekarang, dia bahkan tidak tahu harus menjawab apa. Jawab jujur atau bohong?
Mike belum juga menjalankan mobilnya. Sepertinya dia masih ingin menunggu jawaban Via atas pertanyaannya tadi. Kalau seperti ini jadinya yang ada Via semakin terpojok.
"Kalau gue bilang iya, lo mau apa?" tanya Via yang sudah menyiapkan mental.
"Gue bakal bilang, masa, sih?!" kata Mike dengan keras sambil menoleh ke belakang.
"Lambemu biasa aja dong! Gigi ada jigong banyak kok dipamerin!" Via menggeplak wajah Mike dengan kuat.
"Masa, sih?"
KAMU SEDANG MEMBACA
M I V I
Teen FictionDON'T COPY MY STORY "Kok lo udah kayak orang cemburu aja. Jangan-jangan lo ada rasa sama gue? Kalau iya, langsung belok kanan aja!" kata Mike sedikit keras. Dahi Via mengernyit bingung, "Belok kanan? Kemana?" "Ke KUA dong. Kalau belok kiri lurus wae...