50. Tanggung Jawab

712 67 6
                                    

Kebenaran telah terungkap dan waktu yang mengungkapkan Semuanya.

-MIVI-

Semua telah berkumpul di ruang rawat inap Via

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semua telah berkumpul di ruang rawat inap Via. Perempuan yang sedang terbaring itu masih saja menangis karena merasa sakit di sekujur tubuhnya. Berkali-kali Rose mencoba menenangkan tetapi tetap saja masih ada tangis di sana. Ratna juga ikut duduk di sofa bersama Liona dan juga si Kecil Etlan. Hanya tinggal Mike yang sedari tadi belum menampakkan hidungnya.

Mika sudah beberapa kali menceritakan kronologi kejadian. Bahkan mungkin mulutnya sampai berbusa saking banyaknya dia bercerita. Sudah diceritakan tetapi yang satu belum dengar. Tanya lagi dan cerita lagi begitu terus sampai Mika bosan sendiri.

Tangan Via mengalami patah tulang sehingga harus di gips. Kakinya mendapat beberapa jahitan jadi dia harus menjalani rawat inap beberapa hari ke depan.

 Kakinya mendapat beberapa jahitan jadi dia harus menjalani rawat inap beberapa hari ke depan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ma, sakit. Nanti aku enggak bisa makan, gimana?" rengek Via kesekian kalinya pada Rose yang masih setia memeluknya dari samping.

"Nanti Mama suapi. Kamu harus sembuh dulu, ya? Mama sedih liat kamu kayak gini."

"Ka-kakinya ... hiks ... sakit, Ma!" tangis Via pecah seperti bayi baru lahir. Air mata saling berlomba untuk keluar membasahi pipi.

"Udah, jangan nangis. Enggak malu sama Etlan? Itu dari tadi Adek liat kamu terus, lho," kata Rose sambil menghapus air mata di pipi anaknya menggunakan jari tangannya.

Liona sibuk mengupas apel permintaan anaknya. Sedari tadi dia merengek karena melihat apel merah yang berada di meja samping Via.

"Mike kok lama banget?" tanya Jenny pada Mika.

"Lagi cari plat mobilnya. Tadi gue dikirimi sama anak kampus yang kebetulan lagi di sana, enggak sengaja buat video."

"Mana? Liat dong."

Sebenarnya Mika enggan memperlihatkan itu karena terlihat jelas kalau kecelakaan itu adalah setingan. Apalagi tangan yang menyeret paksa tubuh Via. Pasti nanti mereka akan terkejut tidak percaya. Mereka tahunya ini murni serempetan biasa tidak tahu kalau ada campur tangan manusia. Mika bukannya tidak ingin memperlihatkan itu tetapi dia takut kalau orang tua Via malah syok dan banyak pikiran.

M I V I Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang