7. Bayi Dibuang

905 85 3
                                    

Aku diam bukan berarti menerima semua perkataan burukmu. Tapi karena aku tidak ingin berkata hal yang sama sepertimu. Itu artinya aku tidak ada bedanya denganmu.

-MIVI-

Via terpaksa menuruti keinginan Mika yang ingin pulang bersama Gladis dan Dani

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Via terpaksa menuruti keinginan Mika yang ingin pulang bersama Gladis dan Dani. Kalau tidak ada laki-laki itu mana mau Mika satu mobil bersama Gladis. Sebenarnya Via biasa saja, hanya saja dia tidak menyukai sifat Gladis yang terlalu angkuh.

"Lo mau pulang atau ke rumah gue?"

"Rumah lo aja," jawab Via tanpa menatap Mika di sampingnya.

Mika menatap ke depan, di mana Gladis dan Dani sedang duduk bersebelahan. Sesekali perempuan itu menepuk lengan Dani dan tertawa. Begitu juga sebaliknya. Mereka terlihat seperti pasangan remaja yang menjalin hubungan.

Hatinya serasa terbakar melihat itu. Mau menegur, itu tidak mungkin dia lakukan. Mika saja tidak memiliki hubungan apa-apa dengan Dani. Bahkan mungkin laki-laki itu kenal dirinya. Kenal hanya sebatas nama.

Mika memalingkan wajahnya saat Gladis menoleh ke belakang. Dia menatap Mika dengan senyum. Lebih tepatnya senyum yang dibuat semanis mungkin.

"Mike ada di rumah, enggak?"

Mika balik menatap Gladis yang masih setia menatap ke arahnya. Sebenarnya apa mau perempuan di depannya ini. Tadi membuatnya cemburu, sekarang bertanya seperti itu. Tapi tunggu dulu, apa benar tadi Gladis berniat membuatnya cemburu? Mungkinkah perempuan itu tahu perasaannya pada Dani?

"Mike di rumah, enggak?" ualang Gladis sekali lagi. Dia menatap Mika yang tidak kunjung menjawab pertanyaannya.

"Mana gue tau," jawab Mika tidak bisa santai. Dia sudah terlanjur kesal dengan Gladis.

"Lo, kan rumahnya di depan rumah dia."

Mika memutar bola mata malas, "Lo enggak liat gue lagi di mana dan sama siapa? Mana gue tau! Punya ponsel, kan? Di pake dong."

Perempuan itu melipat tangannya di depan dada dan menatap ke jendela samping. Muak sekali kalau harus menatap wajah Gladis. Memang cantik, mungkin harga skincare miliknya dengan milik Gladis sangat jauh berbeda. Bisa ditebak kalau perempuan itu rajin perawatan.

Sebenarnya Mika juga rajin, hanya saja kadang kalau sudah lelah dia jadi malas dan lebih memilih untuk tidur. Kalau sedang seperti itu muncul kata-kata 'untuk apa pakai skincare mahal? Pakai filter Instagram aja udah bisa bikin putih kulit'.

"Kok lo ngegas, sih? Gue tanya baik-baik, lho."

Gladis sedikit melirik ke arah Dani yang sibuk menyetir mobil. Dia sengaja mengeraskan suaranya agar laki-laki itu dapat mendengar dengan jelas ucapannya.

"Udah, enggak usah tanggapi."

Via menepuk lengan Mika saat tahu temannya itu akan membuka suara. Dia tahu kalau Gladis sengaja membuat image Mika jelek di depan Dani. Lagian untuk apa perempuan itu ikut campur dalam hubungan asmara orang lain. Tiba-tiba saja Via menjadi ikut kesal.

M I V I Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang