30. Tragedi Nabrak Tembok

589 63 21
                                    

Pengalaman memalukan itu tidak mudah untuk dilupakan, sama halnya kamu yang selalu ada di pikiranku dan sulit untuk sekadar melupakan.

-MIVI-

Mika memperhatikan kondisi Via yang duduk tak jauh darinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mika memperhatikan kondisi Via yang duduk tak jauh darinya. Dia malah senyum-senyum tidak jelas.

"Vi, lo kok pagi-pagi udah keramas? Habis ngapain semalem?"

Tentu saja Via syok mendengar pertanyaan itu. Otak Mika sepertinya benar-benar sudah gesrek akut. Tidak habis pikir mengenai jalan pikiran temannya itu. Bahkan saat ini Mika sudah mengedip-ngedipkan mata jahil.

Tangan Via bergerak cepat meraup slondok udang di toples sebanyak mungkin dan langsung memasukkan itu ke mulut Mika. Temannya itu susah payah menelan makanan keras tersebut dengan mata melotot.

"Ngomong yang bener!"

"Lho, lo enggak inget tadi malam kita ngapain aja?" tanya Mike mendramatisir.

"Kalian ke sini malah bikin gue emosi aja! Harusnya hari gue itu berwarna-warni bukan suram kek gini!" kaki Via yang selonjoran dia hentakkan karena kesal. Persis seperti Etlan kalau sedang marah.

Mike dan Mika tertawa setelah mengerjai Via. Suasana hening, hanya suara Etlan yang sedang merengek pada David. 

Via membuka Instagram dan matanya membesar saat melihat sebuah postingan di sebuah akun. Buru-buru tangannya menepuk-nepuk paha Mike yang ada di sampingnya. Laki-laki itu tidak menoleh melainkan Mika yang malah menoleh dan bertanya.

"Coba liat! Cepet, ih!" kata Via heboh.

Mike dan Mika mendekat setelah Via mengangkat ponselnya. Mulutnya sudah ngiler melihat postingan itu.

"Langsung cap cus aja. Mumpung promo, nih."

"Kita aja, Vi yang beli. Biar mereka di rumah tinggal bilang mau yang rasa apa."

Via mengangguk setuju.

"Ini bukan mi yang diskon tapi seblak. Lagi opening new menu jadi ada diskon."

Satu per satu mereka yang ada di sana melihat postingan diskon makanan itu dari ponsel Via. Tampilannya menggiurkan membuat siapapun yang melihat ingin segera bergegas memesan makanan itu. Pintar sekali yang mendesain brosur itu.

"Ini siapa yang enggak ikut pesen? Soalnya, kan makanan pedes siapa tahu ada yang enggak doyan." Via menatap mereka.

"Bikin list aja, nanti lo tinggal sodorin itu list ke penjualnya," usul Jenny.

"Biar aku yang nulis." Liona menurunkan Etlan ke pangkuan David. Dia menyobek kardus bekas tempat ayam geprek yang tidak kotor.

"Mama ndak oleh! Etlan nak tidul!" rengek Etlan yang bibirnya sudah melengkung.

M I V I Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang