Bab 20 (File Rahasia)

96 7 14
                                    

Topik yang sedang hangat diperbincangkan oleh semua karyawan di kantor adalah mengenai calon wakil CEO baru. Semua orang memiliki jagoannya masing-masing, bahkan ada beberapa dari mereka mengadakan voting di media sosial siapakah kira-kira yang akan terpilih.

Adapula oknum karyawan yang memberikan bingkisan pada masing-masing kandidat, tujuannya tak lain tak bukan adalah mencari muka. Siapapun yang menang intinya dia harus terlihat berjasa agar bisa naik pangkat secara instan.

"Dev ke ruangan saya sekarang," panggil Zakky melalui telepon.

"Baik, saya akan segera kesana." Tanpa berbasa-basi wanita ini langsung ke ruangan suaminya.

Dalam hitungan menit, Devi sudah sampai di ruangan Zakky.

"Apa ada yang bisa saya bantu?" ucap Devi berlagak seperti baru pertama kali menjadi asisten pribadi.

"Kamu mengingatkan saya ketika pertama kali kita bekerja sama di WijayaTech. Oh iya, saya perlu bantuan kamu."

"Apa?"

Zakky mengarahkan Devi ke laptop di depannya. Tidak ada apapun di monitor kecuali beberapa berkas file dengan diberi nama menggunakan angka-angka.

"Ini adalah file penting." Zakky menunjuk salah satu file menggunakan kursor.

"Lalu apa hubungannya dengan saya? Apakah itu file berisi rekomendasi pakaian yang ingin Mas Zakky gunakan?"

"Bukan. File ini berisi data-data penting perusahaan dan juga data pribadi para karyawan, investor, dan para direktur utama. Disini tersimpan seluk beluk mengenai Wijaya Group dan seluruh anak perusahaan. File ini merupakan rahasia besar dan baru dua orang saja yang mengetahuinya yaitu papa dan saya. Password file ini hanya diketahui oleh kami berdua dan hanya bisa dibuka dengan aplikasi khusus. Data karyawan memang bisa di akses oleh direktur personalia namun data lainnya hanya bisa di akses oleh kami."

Devi mengangguk takjub, dia mengerti dengan ucapan suaminya namun masih bingung dengan tujuan suaminya menceritakan hal ini padanya.

"Papa merasa rahasia ini tidak bisa hanya dipendam oleh dua orang saja, kita tidak tahu apa yang terjadi di masa depan. Kami khawatir jika akan terjadi suatu hal buruk pada kami berdua maka file ini tidak bisa di akses siapa pun. Ini menggunakan kode yang amat rumit jika tidak dipecahkan dengan kode password. Oleh karena itu kamu harus menjadi orang ketiga yang menyimpan file rahasia ini. Salah satu tujuan Papa menjadikan kamu wakil CEO adalah dia percaya padamu."

Badan wanita ini terasa merinding, ini amanah yang sangat besar baginya. Bagaimana mungkin dirinya yang masih terbilang junior ini menerima rahasia besar perusahaan. Devi merupakan anggota keluarga Pak Wijaya yang sudah mengabdi di perusahaan Pak Wijaya hampir empat tahun lamanya. Dia pun merupakan menantu keluarga Wijaya yang sudah dianggap sebagai anak kandung sendiri. Anggota keluarga mana mungkin mengkhianati keluarga sendiri bukan? Maka dari itu Pak Wijaya dan Zakky sangat mempercayai Devi.

"File ini di akses menggunakan password yang berbeda antara kita semua. Kita bertiga mempunyai password khusus dan agar semakin terlindungi file ini juga dilengkapi dengan sensor sidik jari," lanjut Zakky.

"Saya akan berusaha keras melindunginya."

"Kami percaya padamu Dev, ambil ini." Zakky memberikan sebuah flashdisk pada Devi. Dengan gemetar dia meraih flashdisk tersebut.

"Langsung buat password baru di file tersebut. Jangan sampai ada orang lain yang tahu."

"Ba-baiklah. Saya permisi dulu."

Devi memasukkan flashdisk tersebut ke saku blazernya kemudian pergi menuju ruangannya. Dia merasa seperti agen rahasia yang identitasnya tidak boleh diketahui oleh orang lain. Dengan berusaha keras flashdisk itu di usahakan terlindung dari pandangan orang lain. Dia pun sebetulnya tidak boleh terlihat mencurigakan namun entah kenapa amanah ini justru membuatnya tampak sedikit gugup dan bertingkah agak aneh tapi dia patut bersyukur karena karyawan lain justru malah tidak mengindahkannya dan hanya menyapa seperti biasa.

Dream Zone: Wake Up (2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang