Setelah selesai kegiatan pindah rumah bukan berarti Zakky dan Devi bisa santai-santai saja. Besoknya mereka harus langsung kembali memulai bekerja di perusahaan Wijaya Group. Zakky memilih hari Jumat untuk memulai pekerjaan disana, hari Jumat identik dengan keberkahan dan semoga saja dirinya bisa mendapatkan keberkahan juga di tempat kerja barunya.
Seperti halnya saat pindah ke WijayaTech dulu, sekarang pun tentunya di Wijaya Group diselenggarakan acara penyambutan. Acara ini tidak ditangani oleh Devi seperti WijayaTech dulu dan tentu saja tidak ada drama ban mobil yang kempis. Acara penyambutan ini tentu saja lebih meriah dan lebih besar, sebab bukan hanya menyambut CEO baru. Namun juga sebagai penyambutan staf baru yang berjumlah 100 orang.
"Halo. Selamat datang di Wijaya Group. Saya Surya Rawahi," sapa pria paruh baya yang juga menjabat sebagai direktur keuangan.
"Saya Zakky Ibrahim Wijaya. Semoga kita dapat bekerja sama dengan baik."
"Ya, tentu saja. Dan perkenalkan ini anak sulung saya Emma usianya 28 tahun. Usia kalian berdekatan, tampaknya cocok. Eumm maksud saya cocok bekerja sama dalam bidang pekerjaan," lanjut Pak Surya.
"Saya Zakky." Zakky mengulurkan tangannya ke arah wanita cantik nan tirus itu.
"Saya Emma." Wanita yang memiliki tinggi 158 cm itu menyambut uluran tangan Zakky.
Setelah penyambutan yang cukup melelahkan ini Zakky juga harus bertemu dengan kepala direksi maupun rekan kerja lainnya, semuanya telah menunggu di ruang rapat.
Lain halnya dengan Zakky yang sibuk, Devi justru malah kesepian di tempat yang ramai ini. Dia sudah berkenalan juga dengan para staf di perusahaan ini. Namun, walaupun sudah memiliki teman baru tetap saja hatinya terasa hampa karena tidak ada Zakky disisinya.
"Halo. Saya Emma," sapa seseorang dengan ramah.
Wanita yang menyapanya ini sungguh cantik laksana dewi yang baru turun dari khayangan, rambutnya hitam panjang, senyumnya manis, manik matanya pun sungguh memikat siapa pun yang memandangnya. Devi sempat berpikir bahwa wanita ini memiliki sifat yang galak hal itu terlihat dari raut wajahnya, namun anggapan itu hanya menjadi angin lalu saat Emma justru menyapanya duluan.
Devi yang semula melamun kini tersadar dan memperkenalkan dirinya juga. Selain itu, Emma pun memperkenalkan dirinya pada Mbak Widia, Mas Candra, Aisha, Hani, Ami, dan beberapa staf lain yang jaraknya cukup dekat dengannya.
"Daripada bosan disini, apakah kalian mau berkeliling? Melihat-lihat isi di perusahaan ini?" tawar Emma masih dengan senyuman yang belum pudar.
"Wah boleh juga, saya memang sudah sangat penasaran dengan keadaan di kantor ini," sambut Mbak Widia.
"Lebih baik saya di sini saja. Menikmati setiap hidangan yang ada," tolak Mas Candra, padahal dia sudah menyantap banyak makanan namun perutnya itu masih tetap merasa lapar.
"Baiklah, kalau ada yang perlu ditanyakan bisa menghubungi saya," tawar Emma.
Mas Candra hanya membalas dengan anggukan, sebab mulutnya sudah penuh dengan makanan. Semuanya hanya tersenyum kecil pada Emma, mereka malu atas perilaku Mas Candra yang rakus itu.
***
Semua dewan direksi dari semua perusahaan cabang Wijaya Group sudah berkumpul menyambut kedatangan Zakky di ruangan rapat. Pak Wijaya selaku chairman sekaligus ayah kandung dari Zakky turut menyambutnya dengan bangga. Zakky langsung menyalami para hadirin satu persatu.
"Terima kasih banyak pada semua dewan direksi yang hadir disini. Saya masih muda dan perlu lebih banyak belajar pada kalian semua yang sudah lebih lama berkecimpung dalam dunia bisnis. Semoga kita bisa bekerja sama dengan baik. Mohon bimbingannya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dream Zone: Wake Up (2)
Romansa(COMPLETED) [Romance Comedy] Dream Zone: Sleeping Pills season 2 Kisah lika-liku kehidupan sebuah pasangan suami istri yang baru menikah. Zakky yang dulu menderita insomnia bisa sembuh berkat wanita yang kini menjadi istrinya. Masalah yang teratasi...