Ruangan kerja Devi terletak di sebelah ruangan Zakky. Meskipun berstatus sebagai suami istri, keduanya memilih untuk memisahkan ruangan mereka ketika di kantor. Sebab keduanya ingin mempunyai ruang privasi sendiri dan juga agar tidak bosan karena bertemu terus selama kurun waktu 24 jam.
Seperti biasa jika pekerjaannya sudah selesai, Devi memilih tidur sebentar di kursi kerjanya. Dia membalikkan kursi tersebut agar membelakangi pintu masuk, sehingga jika ada yang datang secara tiba-tiba dia bisa menyembunyikan kegiatan tidurnya itu.
Suara handphone membangunkan wanita itu dari tidurnya, dia mengerjapkan kedua matanya. Kemudian membalikkan kursinya agar menghadap ke arah meja. Tanpa di sangka ternyata Emma yang menelepon dirinya.
"Halo Devi."
"Halo Mbak Emma," jawab Devi dengan ramah seperti biasanya, dia kini sudah melupakan candaan Pak Surya tadi.
"Sebenarnya saya hanya ingin menyapa kamu saja, tidak ada sesuatu yang penting. Lagipula saya sedang bosan, butuh teman untuk mengobrol. Apakah kamu sedang tidak sibuk saat ini?"
"Kebetulan pekerjaan saya sudah selesai. Jadi jika Mbak Emma ingin curhat atau membicarakan hal lainnya saya akan mendengarkannya dengan baik."
"Terima kasih Dev."
"Oh iya, saya masih memiliki hutang untuk mentraktir Mbak Emma makan siang."
"Ya ampun Dev, masih diingat saja. Padahal tidak apa-apa lho."
"Bagaimana jika siang ini kita makan bersama?"
"Bersama suamimu? Lebih baik saya makan sendiri daripada menjadi nyamuk diantara kalian. Jika Zakky menyuapi kamu, lalu siapa yang menuapi saya." Emma tersenyum yang tentu saja tidak terlihat oleh Devi.
"Tenang saja, kita bisa makan berdua. Setengah jam lagi makan siang, akan saya tunggu Mbak Emma di lobi."
"Baiklah, saya juga akan ke lobi sekarang."
Devi mulai merapikan meja kerjanya yang sedikit berantakan. Dia mengambil tasnya untuk menyimpan handphone ke dalamnya. Namun, tiba-tiba pintu kaca ruangan Devi terbuka, menampilkan seorang pria dengan senyum yang merekah.
"Halo sayang," sapa Zakky.
"Halo Mas Zakky."
"Ayo kita makan siang sekarang, perut saya sudah lapar sekali. Ya walaupun suami tampanmu ini akan tetap mempesona meskipun sedang kelaparan. Namun alangkah baiknya jika makan saja kalau lapar. Ayo!" Zakky merangkul bahu istrinya.
"Maaf, sekarang kita tidak bisa makan siang bersama dengan Mas Zakky," sesal Devi.
"APA? Kenapa?"
"Saya sudah memiliki janji dengan seseorang."
"Jangan bilang seseorang itu adalah pria lain ataukah lagi Farish. Saya tidak suka jika kamu bertemu dengannya. Saya cemburu. Bagaimana jika kalian memilih kembali berpacaran dan saya malah ditinggalkan. Hal itu sungguh bukan cerita yang bahagia. Asal kamu tahu bahwa saya lebih tampan dari dia, jangan coba-coba berpaling." Zakky memalingkan wajahnya dengan ekspresi yang mendramatisir.
"Kamu ini bicara apa sih? Saking laparnya sampai ngelantur seperti ini. Saya hanya akan makan siang bersama Mbak Emma."
"Baiklah, saya akan ikut bersama kalian."
"Tidak bisa. Ini khusus untuk perempuan saja."
Zakky langsung melipat kedua lengannya di depan dada, jika sebelumnya Devi yang ngambek karena candaan Pak Surya. Kini malah Zakky yang kesal pada istrinya karena memilih makan siang bersama orang lain daripada suaminya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dream Zone: Wake Up (2)
Romance(COMPLETED) [Romance Comedy] Dream Zone: Sleeping Pills season 2 Kisah lika-liku kehidupan sebuah pasangan suami istri yang baru menikah. Zakky yang dulu menderita insomnia bisa sembuh berkat wanita yang kini menjadi istrinya. Masalah yang teratasi...