Bab 1 (Mutasi)

371 23 10
                                    

Orang bilang satu tahun awal pernikahan merupakan tahapan yang paling berat dalam rumah tangga. Hal itu memang dialami oleh pasangan suami istri yaitu Zakky dan Devi. Keduanya memang menikah bukan berlandaskan kata cinta, tetapi karena dorongan Ayah Devi yang kala itu harus menjalani operasi jantung. Pak Effendy setuju melakukan operasi dengan syarat putri semata wayangnya itu menikah dengan pria pilihan Pak Effendy yang tak lain adalah Zakky.

Secara diam-diam ternyata Zakky sudah memendam perasaan pada Devi. Namun, sayangnya wanita incarannya justru sudah memiliki kekasih yang ternyata adalah sahabat Zakky sendiri.

Walaupun demikian, pria itu tidak menyerah. Selama janur kuning belum melengkung berarti kita bebas melakukan apapun untuk mendapatkan seseorang yang kita cintai. Maka, dia menggunakan alasan pernjanjian nomor 3 agar Devi mau menerima lamarannya. Cara tersebut tidak bisa dihalalkan pula, merebut sesuatu milik orang lain tetaplah perbuatan jahat dan Zakky sadar akan hal tersebut, dia tidak ingin mengulanginya lagi. Rasa cinta yang terlalu dalam bisa membuat orang kehilangan akal sampai tega menikung sahabat sendiri.

Sifat mereka yang berbeda satu sama lain dan di tambah lagi sebelumnya pasutri ini adalah musuh bebuyutan maka tentu saja akan sulit menyatukan mereka berdua.

Mulai dari sikap romantis, perhatian, telah Zakky gunakan untuk memasuki relung hati Devi dan mencoba menggantikan nama pria yang sudah terukir di hati istrinya itu. Namun hal itu tidak mudah dan terkadang tidak berhasil sebab Devi merupakan orang yang cenderung tidak peka terhadap segala perhatian dan keromantisan yang ditawarkan suaminya.

Namun tanpa Zakky ketahui, Devi pun perlahan-lahan mencoba mencintai suaminya. Sebab dia paham bahwa pernikahan bukan hal main-main, kita tidak bisa selalu mendapatkan apa yang kita inginkan termasuk dalam hal pasangan. Zakky adalah bagian dari takdirnya, yang harus dilakukannya adalah menerima.

Semua itu dilalui dengan tidak mudah dan dalam waktu yang tidak sebentar. Hingga semesta pun mendukung agar kedua sejoli ini bersatu dalam biduk rumah tangga yang harmonis seperti sekarang. Ya, meskipun tidak setiap saat keduanya bisa akur, tetap saja ada permasalahan kecil yang membuat mereka bertengkar.

Betapa sabarnya Zakky menunggu istrinya untuk membuka hati selama kurang lebih satu tahun lamanya. Memang sudah menjadi resiko untuknya menunggu selama itu, sebab tidak mudah bagi seorang wanita melupakan masa lalunya yang indah bersama seorang pria.

Di saat pintu hati istrinya tertutup untuk orang lain kemudian terbuka untuk suaminya. Zakky merasa seperti terdampar di suatu gurun pasir, kemudian menemukan oase yang dapat menyelamatkan hidupnya.

***

Zakky merupakan CEO dari salah satu perusahaan e-commerce di Indonesia yaitu WijayaTech. Walaupun baru satu tahun menjabat posisi tersebut tapi dia sudah menorehkan banyak prestasi. Pantas saja, karena memang dirinya sudah memiliki pengalaman menjadi CEO di perusahaan furnitur selama beberapa tahun.

Sesuai janji Papanya, yang tak lain adalah Pak Wijaya seorang founder, chairman, sekaligus pemimpin direksi Wijaya Group bahwa ketika putranya sudah menikah dia akan mendapat hadiah besar berupa kenaikan jabatan. Papanya menjanjikan Wijaya Group; induk perusahaan keluarga Wijaya agar dikelola oleh Zakky.

"Berarti kita akan menjalani hubungan jarak jauh?" tanya Devi setelah keduanya selesai menemui klien.

"Hubungan jarak jauh? Bukankah kita satu rumah?" balas Zakky sambil mengusap puncak kepala istrinya.

"Gedung WijayaTech dan gedung Wijaya Group berada di tempat yang berbeda, dan lebih buruknya adalah kedua gedung itu berada di kota yang berbeda. Kita akan terpisah jarak antara Bandung dan Jakarta. Dulu saya pernah menjalani hubungan jarak jauh antara Indonesia dan Amerika bersama Mas Farish dan rasanya tidak menyenangkan sama sekali."

"Devi, jika suamimu ini naik jabatan maka kamu pun akan ikut bersama saya, menjadi asisten pribadi saya di Wijaya Group. Jadi, jangan khawatir ya sayang. Dan satu lagi, jangan sebut nama Farish, kita sudah berjanji untuk tidak membahas masa lalu lagi."

"Mas Zakky juga tadi menyebut nama Mas Farish."

"Itu kan hanya contoh. Kenapa kamu malah menyebut nama itu lagi?"

"Itu juga hanya contoh."

"Terserah. Saya jadi kesal."

"Tapi jujur saja saya sangat mencintai WijayaTech. Disini banyak sekali sahabat yang sudah akrab dengan saya seperti saudara sendiri. Jika kita pindah maka saya harus beradaptasi ulang. Harus mencari teman baru lagi hah ... itu sangat melelahkan. Mencari sahabat yang klop bagai saudara itu lebih sulit daripada mencari jarum dalam tumpukan jerami."

Zakky tersenyum manis ketika mendengar celotehan istrinya yang memang cerewet itu. Kemarahannya pada Devi selalu luntur dalam waktu singkat.

Suaminya tahu betul bahwa di perusahaan inilah sang istri memulai karir dan membangunnya hingga sukses seperti sekarang. Pasti banyak kenangan yang harus di korbankan untuk melangkah ke perusahaan yang lebih besar.

"Jangan sedih seperti itu Dev. Melihatmu cemberut seperti itu, kamu jadi mirip seperti kucing yang tidak diberi makan selama seminggu."

"Ih kenapa Mas Zakky malah bercanda? Jika kucing tidak diberi makan selama seminggu berarti kucing itu sudah mati sedangkan saya masih hidup dan sehat."

"Baiklah, agar kamu tidak bersedih lagi saya akan membawa beberapa karyawan WijayaTech untuk di mutasi ke WijayaGroup. Hal itu memang sudah saya rencanakan sejak lama sebab melihat perkembangan kualitas kerja mereka yang semakin baik maka tentu saja mereka patut di pertimbangkan."

"Benarkah?" Kedua mata Devi yang semula kuyu menjadi berbinar.

"Ya."

***

"Hei guys katanya bakal ada beberapa karyawan WijayaTech yang dipindahkan ke kantor pusat Wijaya Group," celoteh salah satu biang gosip yang terkenal di kantor itu. Siapa lagi kalau bukan Aisha atau Hani, mereka ini memang dua sahabat yang memiliki banyak kesamaan terutama dalam hal bergosip. Terkadang mereka ini bagaikan kembar siam yang tidak bisa lepas satu sama lain.

"Jangan ngomong sembarangan Sha, awas ya kalau bohong. Kita sudah terlanjur berharap eh tahunya apa yang lo omongin cuma hoax doang," jawab salah satu karyawan yang memang satu meja dengan Aisha ketika makan siang hari ini.

"Seharusnya lo yang jangan ngomong sembarangan, Hani dan Aisha nggak mungkin koar-koar tentang berita bohong." Salah satu karyawan lainnya menimpali dengan wajah percaya diri.

Entah darimana info itu beredar sehingga Aisha dan Hani dapat dengan cepat mengetahuinya. Mereka berdua layaknya Wikipedia berjalan kalau soal info kantor maupun gosip terhangat. Padahal sebenarnya rencana tersebut sebelumnya baru diketahui oleh Zakky dan Devi saja.

"Eh Sha, lo dapat info ini darimana?"

"Jadi tadi kebetulan gue ke lantai 4 untuk ke staf teknik. Setelah itu gue mampir dulu ke lantai 3 untuk ambil berkas. Saat lewat ruangan Pak Zakky gue dengar sesuatu dari dalam."

"Gila lo Sha, nguping pembicaraan bos," timpal Hani yang sebetulnya salut sekaligus tidak percaya akan kenekatan sahabatnya.

"Gue nggak sengaja kali. Tapi berkat ketidaksengajaan gue itu, kalian jadi tahu kan apa rencana bos kita. Oleh karena itu, kita bisa terlihat lebih baik, lebih kerja keras, dan lain sebagainya supaya kita terpilih untuk di mutasi kerja ke perusahaan induk."

"Harus gue akui bahwa ini adalah info terbaik yang pernah lo ceritain ke kita Sha," puji Hani yang hanya dibalas senyuman bangga dari Aisha.

***

Publish pada: 15 Juli 2020

.

.

.

Jangan lupa vote dan komennya ya 💛

Dream Zone: Wake Up (2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang