Setelah memecat Tomi kini Zakky pun melangkah masuk ke dalam rumah, emosi yang tadi melandanya juga perlahan mulai memudar. Sekarang dia harus bersiap untuk berangkat ke kantor.
Devi menuruni tangga dengan penampilan yang sudah rapi dan telah mengenakan pakaian kerja, dia sudah siap untuk melaksanakan tugasnya sebagai asisten pribadi suaminya di Wijaya Group.
"Mana Om Tomi?" tanya Devi.
Emosi yang semula hilang kini malah hinggap kembali di hati Zakky. Baru saja mereka berpapasan istrinya malah menanyakan orang lain.
"Kamu tidak usah bertanya tentang dia lagi," ucap Zakky.
"Mas Zakky benar juga. Tanpa saya bertanya pun Om Tomi sedang berada di ruang tamu, kan? Baiklah saya permisi dulu."
"Dia tidak ada di rumah ini."
"Lalu dimana? Janganlah berbelit-belit seperti ini."
"Dia sudah saya pecat. Kurang dari setengah jam lagi akan ada bodyguard pengganti yang akan datang ke rumah ini."
"Kenapa dia dipecat? Dia tidak salah apa-apa."
"Tidak salah? Dia sudah memberikan pengaruh buruk padamu. Saya tidak suka kamu berdekatan dengan dia."
Devi langsung memandang suaminya dengan pandangan sinis. Padahal pria inilah yang mempercayakan Devi agar dijaga oleh Tomi. Bahkan di awal mereka bertemu Zakky sempat mengancam agar tangan Devi dipatahkan saja oleh Tomi jika dirinya berani macam-macam.
"Pengaruh buruk? Seharusnya Mas Zakky bertanya pada diri sendiri siapakah yang sebenarnya memberikan pengaruh buruk di rumah ini. Pasti alasan utama Mas memecatnya karena masalah pribadi bukan?"
"Tahu apa kamu soal ini? Jangan berprasangka apapun."
"Dari awal kamu sangat mempercayainya bahkan dia adalah teman Mas Zakky sendiri lalu tanpa tedeng aling-aling sekarang dia malah dipecat."
"Inilah yang saya maksud sebagai pengaruh buruk. Coba kamu lihat dan rasakan sendiri, dalam kasus ini siapakah yang kamu bela? Suamimu atau malah orang lain? Tomi baru kau kenal selama beberapa minggu lain halnya dengan suamimu ini, kita sudah saling mengenal satu sama lain hampir tiga tahun lamanya."
"Saya memang baru mengenalnya selama beberapa minggu, tapi ketika saya terpuruk atas kasus yang menimpa saya di kantor. Siapa yang mendukung dan mempercayai saya? Hanya dia. Lain halnya dengan suami saya sendiri, dia hanya sibuk menyalahkan istrinya dan menyerahkan tugas kepada orang lain untuk menjaga saya padahal sudah kewajiban suami untuk menjaga dan melindungi istrinya jika situasi memungkinkan. Suami macam apa anda bersikap seperti itu?"
"CUKUP DEVI! Kamu benar-benar sudah bersikap kurang ajar. Berhenti bicara dan jangan merusak mood saya yang sebentar lagi akan berangkat ke kantor ini."
Tanpa di suruh dua kali Devi langsung pergi menjauh dari suaminya. Bisa-bisa dia mengalami darah tinggi karena selalu bertengkar dengannya. Zakky memang memiliki kepribadian yang keras kepala sama dengan istrinya. Namun, dalam kasus ini Zakky adalah kepala rumah tangga sehingga Devi memilih untuk melunakkan sedikit sikap keras kepalanya dan mengalah. Dia harus bisa menghormati suaminya itu.
"Permisi Mbak Devi, ada tamu," ucap Riska yang baru kembali dari membuka pintu.
"Siapa?"
"Saya tidak tahu. Katanya dia ingin bertemu dengan Mas Zakky atau Mbak Devi."
Tumben sekali ada tamu, mereka cukup jarang menerima tamu secara mendadak seperti ini apalagi di hari kerja. Devi memutuskan untuk memeriksanya ke arah pintu depan rumah. Pintu tersebut memang sudah terbuka, namun tidak ada siapa-siapa sampai Devi melongok ke arah luar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dream Zone: Wake Up (2)
Romance(COMPLETED) [Romance Comedy] Dream Zone: Sleeping Pills season 2 Kisah lika-liku kehidupan sebuah pasangan suami istri yang baru menikah. Zakky yang dulu menderita insomnia bisa sembuh berkat wanita yang kini menjadi istrinya. Masalah yang teratasi...