Bab 3 (Salah Paham)

219 20 6
                                    

Suara alarm di nakas telah berdering, Zakky selalu mengatur alarm agar berbunyi 30 menit sebelum adzan subuh agar dia bisa bersiap-siap sehingga tiba di masjid lebih dulu sebelum panggilan ibadah itu berkumandang.

"Dev, bangun!" ucap Zakky sambil mengguncang bahu istrinya.

Devi memang orang yang sulit untuk dibangunkan, Zakky harus ekstra berusaha dalam membangunkannya. Bahkan jikalau dalam hitungan lima menit istrinya belum juga terbangun maka tanpa segan suaminya akan berteriak agar wanita itu bisa membuka matanya.

"Dev, bangun!"

"Hmm?" sahut Devi, matanya masih tertutup rapat.

"Bangun, kalau tidak saya bisa terlambat shalat subuh di masjid."

Jika tentang ibadah seberat apapun rasa kantuk yang menimpanya maka Devi akan berusaha keras untuk bangun. Apapun akan dia lakukan untuk melepas jeratan iblis yang membelenggu mata maupun tubuhnya.

"Iya, iya saya bangun." Devi mengerjapkan kedua matanya.

"Baiklah, saya bersiap-siap dulu."

Ucapan suaminya hanya diangguki olehnya, Devi mencoba untuk segera berdiri. Entah kenapa tiba-tiba kepalanya terasa pusing disertai oleh rasa mual, hampir saja dirinya terjatuh kalau tidak berpegangan pada tembok. Untung saja gejala tersebut hanya berlangsung beberapa detik saja.

.

.

.

Akhir pekan kembali tiba, namun Devi tidak merasakan euforia liburan seperti biasanya. Dia berjalan malas menuju meja makan, dua asisten rumah tangga seperti biasanya selalu menyapa dengan ramah sambil menghidangkan menu sarapan. Wanita ini hanya mendorong piring makanannya agar menjauh dari hadapannya, bahkan selera makannya pun belum kembali sejak kemarin. Sepertinya hari ini dia akan melewatkan sarapan saja.

Zakky kembali dari halaman belakang, berjalan-jalan sebentar disana sambil melihat tanaman akan memberikan energi positif padanya. Dia segera duduk di kursi meja makan dengan posisi menghadap istrinya.

Pria berperawakan atletis itu menyantap sarapannya dengan lahap sambil melihat istrinya yang hanya menatapkan makanannya dengan pandangan kosong.

"Kenapa? Kamu bosan dengan menu sarapan hari ini?" tanya Zakky.

Menu sarapan kali ini adalah roti panggang, telur mata sapi, serta sosis, menu akan diganti seminggu sekali. Devi adalah tipe orang yang gampang bosan dengan sesuatu apalagi makanan. Biasanya istrinya ini selalu protes jika merasa terganggu atau tidak nyaman, namun kali ini Devi hanya diam sebab hal tersebut bukan penyebabnya.

"Mau bubur kacang hijau?" tawar Zakky ketika mengingat menu kesukaan istrinya itu.

Devi langsung menggeleng tanpa memandang suaminya.

"Lalu mau apa?"

"Tidak mau apa-apa."

"Apakah kamu sakit?"

"Sepertinya tidak, tapi saya memang sedikit pusing."

Zakky mulai mengerti, mungkin saja istrinya ini sedang dalam fase yang selalu dialami semua wanita di setiap bulannya. Mood menjadi kacau bahkan selera makan pun jadi hilang.

"Saya akan ke kamar saja." Devi bangkit dari kursi.

Namun langkah Devi terhenti, dia menutup mulut dengan kedua tangannya. Kemudian dengan cepat berlari ke arah wastafel di dapur yang memang jaraknya paling dekat dengan ruang makan.

Zakky dengan sigap langsung menghampiri sang istri, dilihatnya Devi sedang mengeluarkan isi perutnya yang sebetulnya berupa air saja karena hanya air putihlah yang dia konsumsi hari ini. Rasa mual dan pusing semakin menjalar di kepala wanita berambut hitam itu. Devi merasakan badannya langsung lemas dan tidak bertenaga. Zakky merangkul pundak istrinya agar tidak tumbang.

Dream Zone: Wake Up (2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang