Zakky dan Devi memang sering memiliki perbedaan pendapat apalagi sifat mereka berdua yang sama-sama keras kepala membuat keduanya tidak mau untuk mengalah. Devi telah melayangkan protesnya pada Zakky untuk tidak membatasinya dengan bodyguard lagi tapi lagi-lagi suaminya ngotot untuk menolak.
Masalah tersebut menjadi penyebab mereka bertengkar untuk yang kedua kalinya di hari ini. Devi sudah tidak tahan lagi, dia memilih bolos bekerja dan pergi dari rumah untuk menenangkan diri. Tanpa dia sadari bahwa Eddy sebenarnya mengikutinya dari belakang.
Seperti biasa, emosi yang sedang melanda dirinya membuat Devi tidak memperhatikan jalan yang dia tuju. Bahkan dia pun tidak tahu kemanakah tujuannya sekarang, lagi-lagi yang dia inginkan hanyalah sebuah ketenangan.
Tak terasa selama setengah jam tanpa berhenti berjalan dirinya sudah berada sejauh tiga kilometer dari rumah. Jarak yang cukup jauh dan melelahkan tentunya, namun rasa kesal mengalahkan setiap rasa penat yang ada. Devi harus istirahat sebab napasnya sudah tak beraturan lagi, fisiknya juga merasakan lelah dan kakinya terasa sakit. Tanpa sadar Devi sebenarnya masih menggunakan sandal rumah padahal pakaiannya sudah rapi.
Devi duduk di halte bus, sebenarnya dia belum pernah melewati halte ini. Tadi dirinya berjalan sekehendak kakinya tanpa memikirkan akan sampai di tempat ini. Tenggorokannya juga terasa kering dan jantungnya juga berdebar beberapa kali lebih cepat saking lelahnya.
"Ingin minum?" tanya seseorang.
"AAAKKH," teriak Devi kaget karena yang menawarkan minuman tersebut adalah Eddy yang digadang-gadang akan menjadi bodyguarnya.
"Bu Devi jangan takut. Walaupun saya menyeramkan tapi saya tidak akan menyakiti anda justru saya akan melindungi Bu Devi. Silakan di minum airnya, tenang saja air ini tidak ada racunnya."
"Saya tidak bisa percaya pada orang asing dengan semudah itu." Devi masih mengusap-usap dadanya untuk menenangkan diri dari rasa kaget.
"Lihat saja botol air mineralnya masih disegel bukan?"
Benar juga, mana mungkin seseorang menaruh racun pada botol yang masih disegel. Dengan tangan yang bergetar Devi mengambil air mineral yang masih dipegang oleh Eddy.
"Terima kasih. Dan jangan panggil saya Bu Devi, memangnya saya guru atau Ibunya Pak Eddy apa? Saya masih muda tahu," ucap Devi setelah meminum air pemberian dari bodyguardnya itu dan tidak ada reaksi apapun pada tubuhnya berarti minuman itu benar-benar tidak ada racunnya.
"Lalu saya harus memanggil apa?"
"Eumm panggil saya Bos Kecil eh jangan. Panggil saya Bos Besar karena saya pintar dan otak saya tidak kecil. Lalu saya juga ingin Pak Eddy manut pada perintah saya."
"Kalau permintaan yang terakhir sepertinya saya tidak bisa melaksanakannya karena Pak Zakky yang paling berkuasa dalam memerintah saya."
Devi langsung mengerucutkan bibirnya, Pak Eddy dan suaminya sama-sama idealis dan memiliki prinsip yang kuat jadi sulit untuk merayu mereka.
Eddy tersenyum melihat tingkah lucu Bos Besarnya yang imut seperti anak kecil padahal wanita ini sudah menikah. Bekas luka dipipi kanannya menjadikan senyum tersebut seakan menyeramkan. Karena dengan bekas luka tersebut Eddy lebih terlihat seperti preman daripada bodyguard.
"Boleh saya bertanya sesuatu?" tanya Devi.
"Iya, silakan," jawab Eddy.
"Maaf jika pertanyaan saya menyinggung nantinya."
"Tidak apa-apa silakan saja, saya akan menjawab semampu saya."
"Luka di wajah Pak Eddy disebabkan oleh apa?" tanya Devi penasaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dream Zone: Wake Up (2)
Storie d'amore(COMPLETED) [Romance Comedy] Dream Zone: Sleeping Pills season 2 Kisah lika-liku kehidupan sebuah pasangan suami istri yang baru menikah. Zakky yang dulu menderita insomnia bisa sembuh berkat wanita yang kini menjadi istrinya. Masalah yang teratasi...