Zakky melangkahkan kakinya untuk melihat tempat yang ditunjuk oleh ketua polisi tersebut. Sebuah mobil yang telah terjatuh ke jurang membuyarkan perasaannya yang semula memiliki harapan. Mobil itu terlihat ringsek di bagian depan dan satu hal yang tidak ingin Zakky percayai adalah mobil terdebut telah hangus terbakar. Pikirannya kosong, perasaannya hampa, harapannya musnah.
"Tidak mungkin," lirih Zakky sambil mencengkram rambutnya sendiri.
"Mobil tersebut memiliki plat nomor yang persis dengan tayangan CCTV Pak. Kecelakaan ini diperkirakan terjadi semalam," ucap polisi.
"Pak polisi jangan bercanda, semalam apanya? Baru saja tadi Farish menelepon saya," sanggah Zakky.
"Tapi, dilihat dari bekas kebakaran ini saya bisa memastikan bahwa mobil itu sudah lama terbakar."
Saat ini Zakky tidak bisa mempercayai ucapan para polisi, dia memiliki bukti kalau Farish baru saja meneleponnya. Atau mungkin kedua korban dalam keadaan selamat?
"Pak polisi lihat saja sendiri." Zakky menyerahkan handphonenya sebagai bukti sanggahannya, benar saja bahwa Zakky menerima telepon tersebut sekitar sepuluh menit lalu.
"Pak Zakky, kami sudah berada di TKP bahkan sejak dua puluh menit lalu, dan mobil ini sudah dalam keadaan terbakar. Memang ada kasus yang sama seperti yang Pak Zakky alami, kami pastikan itu adalah pesan suara yang dikirimkan melalui aplikasi khusus agar terbentuk seperti sambungan telepon."
"Lalu bagaimana keadaan mereka?"
"Dua rekan kami sedang berada di bawah untuk mengevakuasi kedua jenaz-"
"PAK POLISI JANGAN BICARA SEMBARANGAN. JENAZAH APA? ISTRI SAYA MASIH HIDUP!"
"Maaf Pak Zakky, kami sudah melakukan pengecekkan dan kami yakin dengan apa yang kami saksikan, tidak ada keraguan di dalamnya. Terdapat dua jenazah yang berjenis kelamin pria dan wanita, bukankah dalam mobil tersebut hanya terdapat istri Pak Zakky dan pelakunya saja? Dan kami menemukan cincin ini yang terpasang di jari manis jenazah wanita dan arloji ini di pergelangan tangan jenazah pria."
Zakky menerima kedua benda tersebut yang di bungkus plastik zipper, dia memperhatikan dengan seksama dan secara detail. Benar sekali ini cincin pernikahan milik Devi, terukir nama Zakky & Devi di dalamnya, juga arloji ini merupakan pemberian Zakky untuk Farish ketika mereka wisuda.
"Saya tidak bisa mempercayai hal ini Pak, katakan jika ini hanyalah kesalahpahaman saja," desak Zakky.
"Maaf Pak Zakky, Bapak bisa mengeceknya sendiri. Namun, kedua jenazah sudah hangus terbakar sehingga sulit untuk mengidentifikasinya secara langsung. Kami harus melakukan berbagai pemeriksaan terlebih dahulu jikalau Pak Zakky masih belum yakin."
"Tentu saja saya tidak yakin. Saya harus mengeceknya ke lokasi kejadian."
"Baik Pak Zakky mari kita lewat jalan disana."
Jalan menuju jurang tentu saja terjal dan curam, kepala Zakky sudah tidak mampu memikirkan apapun. Tak peduli banyak semak berduri yang menggores tangannya ataupun ranting yang merobek celananya, dia harus memastikan semuanya, memastikan bahwa istrinya masih memiliki harapan untuk hidup.
Dua rekan polisi lainnya sudah selesai membungkus dua korban dengan kantong jenazah. Zakky langsung berlari menghampirinya, kepalanya tidak sanggup untuk memproses kejadian yang memilukan ini, semoga ini semua hanyalah mimpi. Salah satu polisi membuka kantong tersebut dan isinya membuat Zakky terperangah.
Ingin rasanya Zakky tidak mempercayai hal ini, dia ingin melihat istrinya masih hidup, ceria dan menyebalkan seperti kemarin. Namun, ada satu hal lagi selain cincin yang membuat Zakky terpaksa meyakini kenyataan pahit. Terdapat potongan pakaian yang tidak terbakar, warna serta motifnya persis sama dengan pakaian yang dipakai istrinya terakhir kali, sedangkan wajah mereka sudah sulit untuk diidentifikasi lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dream Zone: Wake Up (2)
Romance(COMPLETED) [Romance Comedy] Dream Zone: Sleeping Pills season 2 Kisah lika-liku kehidupan sebuah pasangan suami istri yang baru menikah. Zakky yang dulu menderita insomnia bisa sembuh berkat wanita yang kini menjadi istrinya. Masalah yang teratasi...