Bab 12 (Menikah Lagi?)

176 13 8
                                    

Wijaya Group merupakan perusahaan induk yang amat besar, meskipun Zakky sudah berpengalaman memimpin perusahaan lain bukan berarti mudah baginya untuk memimpin perusahaan satu ini. Setiap perusahaan memiliki tantangan tersendiri.

Di hari-haru awal tugasnya masih ringan-ringan saja. Menandatangani berbagai berkas, mengecek kinerja karyawan. Sejauh ini memang dia melaksanakan tugas yang umum dilakukan saat memimpin WijayaTech maupun perusahaan furniturenya dulu.

Kini Zakky masih berada di ruangannya bersama Devi. Keduanya tengah mendiskusikan tentang jadwal rapat yang harus dihadiri Zakky untuk sebulan kedepan. Memang ada beberapa jadwal yang harus direvisi karena di tanggal-tanggal tersebut bentrok dengan jadwal lain maupun tidak cocok dengan keinginannya.

Tok tok tok

"Permisi Pak Zakky. Ada Pak Surya dan Bu Emma ingin bertemu dengan Anda," ucap seseorang yang diketahui sebagai sekretaris Zakky.

"Persilakan mereka masuk."

Direktur Keuangan dan Direktur Personalia itu masuk kedalam ruangan Zakky. Sontak pasangan suami istri itu langsung berdiri untuk bersalaman dengan mereka berdua.

"Selamat datang," sapa Devi, tak lupa dia tersenyum pada Pak Surya dan terutama Emma yang sudah akrab dengannya itu.

Kemudian mereka duduk di sofa ruangan Zakky yang memang sering digunakan untuk menerima tamu. Seorang office boy datang ke ruangan untuk mengantarkan empat cangkir teh hangat dan cemilan sesuai dengan pesanan sekretaris Zakky.

"Sebenarnya kedatangan kami kesini hanya untuk berkunjung saja, bukan dalam hal pekerjaan. Kami ingin menyapa direktur utama baru," ucap Pak Surya memulai pembicaraan.

"Lagipula hari ini saya tidak memiliki jadwal, jadi kita bisa banyak berbincang," jawab Zakky.

"Di awal kita bertemu, jujur saja saya ingin menjodohkan Zakky dengan anak saya Emma. Kita sudah membicarakan hal ini sebelumnya bukan?"

"Papa ini bicara apa? Aku jadi malu," protes Emma.

Pak Surya hanya tersenyum ke arah putrinya, lagipula perjodohan itu tidak akan terwujud disaat status Zakky sebagai suami orang.

"Namun, yang sudah kita tahu ternyata Zakky sudah menikah. Saya sangat kecewa ketika mengetahuinya."

"Jadi Pak Zakky sudah menikah?" tanya Emma.

"Iya, saya memang sudah menikah dan ini istri sekaligus asisten pribadi saya, Devi."

Entah mimpi apa semalam, hari ini Devi benar-benar tidak menyangka bahwa akhirnya sang suami memperkenalkannya sebagai istri. Biasanya Zakky akan memperkenalkan Devi sebagai asisten pribadinya saja di lingkungan kantor, lain halnya jika di luar kantor maka suaminya tidak akan segan untuk mengklaim dia sebagai istrinya. Hal ini dilakukan agar keduanya tidak mencampur adukkan kehidupan rumah tangga dan kehidupan pekerjaan.

"Oh, jadi selama ini Devi adalah istri Pak Zakky. Saya sama sekali tidak menyangka bahwa teman baru saya adalah seorang istri dari CEO Wijaya Group," ujar Emma takzim.

"Bagaimana kehidupan Zakky di rumah? Apakah sama galaknya seperti di kantor? Selama ini saya mendengar kalau Zakky itu orangnya galak." tanya Pak Surya.

"A-apa? Tidak kok, Pak Zakky orangnya baik meskipun sesekali menyebalkan." Devi agak ragu menjawab pertanyaan Pak Surya yang tidak dia duga.

Suasana mulai hening, tidak ada topik lain yang akan di bicarakan. Emma menyeruput tehnya yang mulai dingin, begitu pula yang dilakukan oleh Devi.

"Bagaimana jika Zakky menikah lagi dan Emma menjadi istri kedua?"

"APA?" Sontak saja Devi sangat kaget sampai hampir menjatuhkan cangkir teh yang sedang digenggamnya. Untung saja dia berhasil menahan cangkir tersebut agar tidak lepas dari tangannya.

"Saya hanya bercanda saja, jangan dianggap serius. Mana mungkin suami setia macam Zakky tega mengkhianati istri tercintanya."

Meskipun hanya sebuah candaan namun sama sekali tidak membuat Devi tertawa, Zakky pun hanya tersenyum untuk menghormati Direktur Keuangan yang usianya jauh lebih tua darinya itu.

Topik pembicaraan tentang pelakor memang sedang hangat dibicarakan, tapi bukan berarti semua wanita ingin melakukannya bukan? Apalagi menjadi salah satu korbannya. Jawabannya tentu saja tidak. Sama halnya dengan Devi, peristiwa kesalahpahaman dengan Angela saja yang merupakan teman Zakky semasa SMA sudah membuatnya geram apalagi jika ditambah masalah lainnya.

Devi memang cuek, terkesan tidak mempedulikan jika Zakky bersinggungan dengan wanita lain. Dia tidak ingin mengekang suaminya apalagi sampai menghambat pekerjaan Zakky yang memang mengharuskan bersinggungan dengan banyak orang. Dia tidak ingin disebut sebagai istri over protektif. Meskipun sebenarnya sah-sah saja jika seorang istri over protektif pada suaminya yang banyak memiliki penggemar itu. Status sebagai istri sah tidak membuatnya 100% aman dari kejahatan perempuan penggoda.

"Sebaiknya kami kembali ke ruangan masing-masing. Ayo Pa." Suasana ruangan memang berubah drastis menjadi canggung sekali maka lebih baik Emma mengajak Papanya untuk kembali sekarang juga.

"Baiklah, ayo. Kami permisi dulu."

Kecanggungan ini akhirnya dapat berakhir juga, Devi bisa bernapas lega sebab candaan itu akhirnya tidak diperpanjang. Namun, wajahnya masih cemberut lalu hatinya merasa kesal pada Zakky. Entah mengapa dia justru kesal pada suaminya, tidak ada alasan apapun.

"Kamu cemburu ya?" tanya Zakky berhasil menebak makna ekspresi wajah istrinya.

"Makanya Mas Zakky jangan bersikap narsis ataupun sok-sokan bertingkah mempesona dimata setiap perempuan. Lihat sepertinya semua orang mengira bahwa kamu belum menikah. Mulai sekarang, jangan perkenalkan saya pada orang lain hanya sebagai asisten pribadi tapi sebagai istrimu juga," protes Devi sambil melipat kedua lengannya di dada.

Zakky tersenyum memandang istrinya yang sedang ngambek ini, betapa nikmatnya dicemburui oleh istri sendiri. Itu tandanya Devi tidak ingin kehilangan suaminya. Zakky sontak memeluk tubuh sang istri dengan erat, betapa dia menyayangi ciptaan Tuhan yang satu ini.

"Kamu memang berperan sebagai asisten pribadi saya di kantor, tapi dibalik itu semua kamu adalah ratu di rumah dan hati saya," ucap Zakky tulus sambil menciumi pipi istrinya berulang kali saking gemasnya.

"Mas Zakky ini kenapa? Jangan bermesraan di kantor!" protes Devi sambil berontak dari pelukan suamuinya.

"Baiklah." Zakky langsung melepaskan pelukannya dan bertingkah layaknya tidak ada sesuatu yang terjadi. Benar juga ucapan istrinya, padahal Zakky sendirilah yang mengatakan tidak boleh bermesraan di kantor namun sekarang malah dia yang melanggarnya sendiri.

"Sebagai bentuk permintaan maaf saya, di akhir pekan ini kita akan pergi ke suatu tempat."

"Kemana?" tanya Devi antusias.

Meskipun Zakky sering sekali mengajak Devi liburan baik di dalam negeri walaupun luar negeri. Namun, suaminya itu selalu mengajak ke tempat-tempat yang belum pernah Devi kunjungi yang tentu saja memberikan pengalaman mengasyikan dan seru bagi wanita satu ini.

"Rahasia," jawab Zakky.

Devi memilih untuk tidak bertanya lagi, dia sudah tahu kebiasaan suaminya. Jika dia mengatakan rahasia maka sekeras apapun dia berusaha merayu untuk mendapatkan jawaban maka Zakky akan tetap berkata rahasia. Jawabannya hanya akan terungkap ketika waktunya sudah tiba.

***

Publish pada: 26 Juli 2020

.

.

.

Jangan lupa vote dan komennya ya 💛

Dream Zone: Wake Up (2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang