DS; 56

99 10 0
                                    

LavenderWriters Project III Present

Different Star © Group 2

Part 56 — Created by Imah224

▪︎▪︎▪

Di kelas yang berbeda, Cleo dan Hera tengah mendengarkan teman-temannya yang membicarakan Starla. Berita itu sudah menyebar.

Popularitas orang tua Starla membuat berita itu begitu cepat menjadi konsumsi publik. Masing-masing orang mengemukakan argumen tanpa tau apa yang sebenarnya terjadi. Saling memvonis kesalahan orang tanpa melihat kesalahan sendiri mungkin sudah jadi tradisi. Seperti saat ini, entah berapa orang yang sudah mengeluarkan komentar pedasnya. Entah apa yang mereka pikirkan sehingga dengan gampangnya mengeluarkan perkataan yang menyinggung orang lain.

"Kasian Starla, Her. Dia pasti lagi sedih banget sekarang," bisik Cleo.

Hera mencerna perkataan Cleo. Itu sudah pasti. Sahabatnya itu pasti tengah terpuruk sekarang.

"Iya, Cle. Gue ngerti. Orang tua Starla emang salah. Tapi banyak orang yang juga nyalahin Starla. Padahal Starla gak ada sangkut pautnya sama semua ini. Kasian dia, orang-orang pada nyalahin dia," ucap Hera prihatin.

Meski selama ini ia sering berantem dengan Starla, tapi rasa sayangnya pada sahabatnya itu lebih besar dari kebencian dan kekesalannya karena sikap Starla.

"Gue gak nyangka Om Daniel sama Tante Thea setega itu. Mereka gak mikirin apa ya, nasib Starla pas ngerencain pembunuhan itu?"

"Kalau udah dikuasai nafsu, mana bisa berpikir jernih, Cle.  Gue sendiri udah ngerasain. Manjain nafsu sampai kapanpun gak ada habisnya. Gue jadi iri sama Starla, dia bisa ngedapetin cowok kayak Bara. Gak kayak gue yang suka gonta-ganti pasangan, sampai gue lupa arti kesetiaan." Hera mengingat-ingat jalan cintanya selama ini. Ia lupa pada satu hal, kesetiaan. Ia lebih memilih jalan yang justru membuatnya menyesal. Karena sampai sekarang ia tak tau bagaimana rasanya dicintai satu orang yang hanya mencintai dirinya, seperti Starla. Kalau dipikir-pikir memang Starla lebih beruntung darinya.

"Selama ini kita salah, Her. Kita udah mandang Bara sebelah mata. Padahal kita gak tau siapa Bara sebenarnya. Dia emang yang terbaik buat sahabat kita. Gak seharusnya kita misahin mereka," ucap Cleo menyesali perbuatannya.

"Lo bener. Tapi yang gue pikirin sekarang, apa Bara masih mau nerima Starla. Gue denger Bara cuek banget sama Starla."

Cleo dan Hera saling diam. Sampai Sadena masuk ke kelas dan menghampiri mereka.

"Abis dari mana lo, Sa?" tanya Hera.

"Starla pingsan. Gue abis dari UKS."

"Apa?" Cleo dan Hera berucap bersamaan.

"Udah lah. Apa perduli kalian sama Starla?"

"Jangan gitu dong, Sa. Kita ini kan sahabat. Wajar lah kalau gue sama Cleo perduli sama Starla. Gue juga mau minta sama Starla dan sama lo juga. Gue tau selama ini gue salah. Maafin gue, ya," mohon Hera.

"Gue juga minta maaf, Sa. Gue harap kita bisa kayak dulu lagi." Cleo melanjutkan ucapan maaf Hera.

Sadena terdiam. Ia menatap wajah Cleo dan Hera bergantian. Mencari keseriusan ucapan dua sahabatnya itu.

Lama Sadena berpikir.

"Mungkin udah jalan persahabatan kita kayak gini. Gue juga mau minta maaf sama kalian berdua. Gue juga punya salah," ucap Sadena.

02;Different star✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang