…
Ada sesuatu yang hilang dalam diri Michibane Aura. Namun, jika ditanya apa yang hilang darinya, Aura tidak akan bisa memberikan jawaban.
Karena dia mencoba mengisi ruang kosong dalam hatinya, maka, dia mirip seperti hollow. Tapi bukan karena dia mencoba untuk memuaskan keinginnannya. Hanya saja ada perasaan yang terasa hilang dalam dirinya.
Dia tidak tertarik pada apapun; dia hanya melewati hari-hariya dengan melakukan apa yang diperintahkan padanya. Tidak ada keterikatan pada apapun, hampir tak ada perasaan yang hebat. Dia ingat masa kecil dengan ayahnya, terkurung dalam ruang kecil.
Sebagai orang yang sudah dewasa; dia juga tak merasakan keputusasaan ataupun harapan. Diantara kerumitan dunia ini; hari-harinya terus berputar seperti gerigi.
Dia dulu percaya bahwa tak ada yang penting. Dia merasa bahwa gerigi hanya perlu berputar dengan lancar, mengikuti aliran waktu.
Namun, hanya sekitar setengah tahun yang lalu terjadi perubahan pada gerigi itu.
Di bawah perintah Tokinada yang telah mengumpulkan berbagai Konpaku, termasuk Shinigami; dia diminta untuk menciptakan kehidupan baru.
Dia tidak merasa jijik saat terlibat dalam kejadian itu. Sangat sulit baginya menciptakan sosok kehidupan dengan menggabungkan Shinigami, Quincy dan menambahkan elemen unik yang disebut dengan potongan Reiou.
Tanpa sadar, Aura tersenyum ketika apa yang dia ciptakan teraliri reiatsu. Itu bukan senyum bangga setelah melakukan pekerjaan dengan benar. Itu adalah senyum sayang pada kehidupan baru yang telah dia ciptakan dengan kedua tangannya sendiri.
Kemudian, ketika dia mengetahui bahwa kehidupan itu dimaksudkan untuk menjadi pengganti Reiou; hanya sebagai lambang yang memerintah dunia, yang akan terus memutar gerigi tiga dunia, perasaan Aura seperti tergugah tanpa sebab.
Setelah beberapa saat, Shinigami bernama Hikone itu bicara padanya. Kata-kata itu bersarang di kepala Aura.
“Kamu Aura! Tokinada-sama memberitahuku kalau kamu itu seperti Ibu bagiku. Aku tidak mengerti apa itu ibu, tapi terima kasih.”
Mata itu tidak bersalah; tidak ada niat jahat sama sekali. Aura menyadari bahwa ekspresinya sama dengan miliknya; ketika dia melihat wajahnya yang seperti anak kecil terpantul di dinding kaca kamarnya.
Perasaan Aura pada Hikone akhirnya jatuh begitu dalam, dia tidak dapat menerima bila Hikone jatuh ke dalam situasi yang sama atau lebih buruk dari dirinya sendiri.
Itulah yang diyakini Aura saat ini. Itulah sebabnya dia diam-diam memutuskan untuk mencoba dan menyelamatkan masa depan Hikone dari Tokinada.
Jika seseorang bertanya padanya sekarang mengapa melakukan sesuatu yang tidak perlu seperti itu, dia akan menjawab kalau itu membuatnya Bahagia.
Apa yang sebenarnya dia inginkan adalah memberi Hikone kebebasan untuk memilih keputusannya sendiri. Dia ingin jalan yang dipilih Hikone diterangi oleh keinginannya sendiri.
Dia hanya ingin menunjukkan pada Hikone betapa banyak jalan menuju masa depan.
Itu sebabnya dia memutuskan untuk menghentikan Tokinada.
…
“Apa-apaan ini, sungguh kejutan luar biasa…”
Tokinada mengerang. Aura menjawab dengan santai.
“Benarkah? Bukankah kau sendiri yang mengatakan kalau tidak percaya siapapun, Tokinada-sama?”
Aura tidak memiliki kebencian khusus terhadap Tokinada. Dia juga tidak benar-benar ingin membunuhnya. Dia akan puas hanya dengan menghentikannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can't Fear Your Own World
FantasySumber Asli Fanspage Facebook Bleach Indonesia Saya melakukan ini agar gampang membacanya saja dari awal 🥰 Vote untuk memberikan apresiasi bagi mereka telah bekerja keras menterjemahkan novel ini ⭐🌟