Chapter 21.1

206 6 1
                                    

Angin hitam legam mendesir memutar roda-roda gigi.

Angin hitam legam menggugurkan dedaunan muda.

Tenggelam dalam kelam, angin itu sama dengan angin yang mengelilingi kehidupan dan kematian.

“Dedikasi…”

Pemuda itu mendengar suara.

Hisagi baru tersadar bila dirinya berdiri di atas pohon. Dedaunan hijau jatuh mengelilinginya, memberikan ilusi hutan pada pandangan pertama.

Kaki Hisagi menapak ranting yang besar; melalui celah dedaunan yang berhamburan dia melihat hamparan tanah yang tak luas di depan sana.

Pemandangan di sana nampak berkabut dengan pohon raksasa yang berdiri di sana. Pohon itu cukup besar, hingga seperti Yggdrasil.

“Oh, rupanya dirimu…”

Hisagi sadar bila dirinya tak ada di dunia nyata.

“Tadi aku berada di Reiyoku…”

Suara logam berdenting di belakang Hisagi.

Dia menoleh dan melihat kincir angin besar yang berdiri di atas dataran yang luas. Meskipun itu adalah kincir angin, bangunan itu terlihat menyerupai pohon cedar yang menyebarkan bau besi dan minyak.

Deskripsi yang cocok dengan kesan idilis.

Kincir angin merah yang karat memiliki roda penggerak dengan katrol yang terbuka ke luar. Kincir itu terus berputar ketika rantai yang menghubungkannya dengan tali kincir angin menariknya.

Hisagi sekarang mengerti dimana dia berada.

Ini adalah Dunia Bawah Sadar Hisagi. Ini adalah Dunia Milik Kazeshini; yang hatinya terhubung dengannya.

“Pengorbanan…”

Suara itu, lagi.

Hisagi membalas suara yang sudah dikenalnya dengan tanggapan biasa.

“Disiplinkan dirimu, aku tidak akan melakukan apa yang kau katakan. Aku tidak akan berjuang untuk membuatmu menjilat darah musuh.”

Mengabaikan kata-kata Hisagi, angin hitam itu terus berhembus.

Lampu di turbin angin menyala. Seakan dedaunan, ranting dan alam yang disana mendesir, melambangkan kehidupan. Lalu kincir angin merah itu lenyap, api kemudian berkobar laiknya melambangkan kematian.

“Astaga, kurasa ada sesuatu yang bisa kumengerti…”

Angin hitam itu sekarang berputar dalam satu tempat dan mengambil bentuk seseorang dan muncul di belakang Hisagi.

“Apa aku harus mengerti kalau ini wujudmu, Kazeshini?”

Dakam retrospeksi, Kazeshini memang memiliki bentuk seperti ini.

“Betul, aku adalah bayanganmu dan bayangan dunia yang kamu lihat di sekitarmu. Tergantung pada cara cahaya menerpa, bentuk ini dapat mengubah penampilannya, cara bicaranya, dan segalanya.”

Merasa jengkel dengan percakapan panjang yang tidak biasa dengan sosok bayangan hitam ini, Hisagi bicara dengan jengkel.

“Aku mengerti. Jika kau mampu mengubah sifatmu, maka semua obrolan yang kita lakukan selama ini tak ada gunanya?”

“Tidak juga. Kau tentu mengerti satu sisi diriku, dan itu sebabnya kau bisa mencapai shikai dengan memanggil namaku. Itu sebabnya, aku… Dunia Kazeshini ini telah mengundangmu masuk.”

Bentuk bayangan berubah kembali menjadi angin hitam dan melewati tubuh Hisagi, menuangkan Hasrat dengan putus asa ke dalam jiwa Hisagi.

“Persembahkan darah dan hidupmu untuk menenangkan jiwaku. Cepat!”

Can't Fear Your Own WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang