Chapter 10.1

260 6 0
                                    


Karakura bukanlah sebuah desa pinggiran yang sepi nan sunyi.

Berada di pinggiranTokyo, menjadikan tempat ini padat dengan jaringan kereta api yang selalu menderu melewati jantung kota.

Menampung populasi yang melebihi setarus ribu kepala. Rumah sakit menjadi fasiltas umum yang mempunyai peran terbesar bahkan diantara kota-kota tetangg. Pusat Kesehatan ini terletak di samping Stasiun Honchou.

Karenanya, stasiun ini digunakan oleh orang-orang yang tinggal di dalam maupun di luar kota.

Untuk melindungi kota dari genggaman Aizen, Shinigami pernah menggunakan trik memindahkan kota ini bersama dengan 100.000 orang ke Soul Society.

Keluar masuk kereta saat itu benar-benar diblokir untuk sementara waktu, segala hal yang berkaitan seperti listrik, air dan irigasi juga ditangani sehingga tidak menimbulkan masalah, selanjutkan memanipulasi memori sejumlah penduduk yang tinggal berdekatan dengan Kota Karakura. Itu adalah operasi skala besar yang pernah dilakukan oleh Shinigami.

Sebagai hasilnya, Shinigami berhasil mengecoh dunia dan mengisolasi Kota Karakura dari jangkauan Aizen. Walaupun pada akhirnya memakan korban jiwa, Seireitei berhasil menjaga kerusakan seminimal mungkin.

Dan sekarang, Kota Karakura terisolasi dari dunia sekali lagi.

Tanpa tujuan yang jelas.

Jika benda yang mungkin bisa dikatakan dinding virtual yang memisahkan kota ini, maka orang pasti akan menyadarinya. Namun, ini seperti terisolasi oleh tirai tak kasat mata.

Kereta tidak pernah berhenti.

Begitu pula kendaraan yang biasanya datang dan pergi melalui perbatasan kota, bahkan orang-orang yang berjalan kaki.

Burung-burung di langit berbondong-bondong melewati satu sama lain, aliran sungai juga deras seperti biasa.

Kehidupan dalam kota masih berlanjut. Tapi kota itu jelas terisolasi.

“Dafuk. Kok TVnya mati.”

“Halo? Halo?”

“Lah, buffering—”

“Emailnya gagal?”

“Kampret, udah pasti menang kalau jaringannya gak mati!”

Teriakan seperti itu terdengar di seluruh Kota Karakura.

Berbagai peralatan telekomunikasi dan pemancar gelombang radio yang menghubungkan ke luar kota berhenti bekerja, tidak mungkin bagi mereka melakukan kontak apapun dengan dunia luar.

Meskipun demikian, masalah itu hanya berlangsung beberapa menit saja.

Sinyal siaran pertama yang pulih, diikuti oleh sinyal radio, telepon rumah, wifi, internet dan kemudian sinyal telepon seluler.

Masyarakat beranggapan kalau itu hanya kesalahan teknis dari pemerintah setempat dan kemudian kembali ke kehidupan sehari-hari mereka.

Yang tidak mereka sadari, adalah kenyataan bahwa selama beberaoa menit yang singkat itu, semua perangkat komunikasi yang ada di dalam kota dengan penduduk seratus ribu itu, juga telah ditandai.

Dan beberapa perangkat komunikasi yang sudah disaring, tidak bisa kembali walaupun setelah beberapa menit berlalu.

“Eh, aneh…”

Mendengar kata-kata Ururu, Jinta menjawab.

“Aneh apanya? Yang aneh itu kamu!”

Mengabaikan Jinta yang dipaksa menggendong bola seberat 250kg di punggungnya, Ururu bertanya pada Tessai yang berjalan di sampingnya.

“Tessai-san, ponselku kok gak bisa dipake ya?”

Can't Fear Your Own WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang