Beberapa ratus tahun yang lalu—Seireitei Pusat.
“Kenapa—kenapa orang itu tidak dihukum mati?!” sebuah protes terdengar. “Biarkan aku bertemu dengan Central 46! Aku mohon~”
Seorang pemuda terus menaikkan suaranya saat dihadang oleh tiang baja. Seorang penjaga berbadan kekar sedang mendorongnya. Pemuda itu buta, tak ada mata di matanya.
Pemuda buta itu tampaknya bisa merasakan keadaan sekitar dengan suara saja. Dia bisa merasakan kehadiran penjaga yang kuat di depannya. Namun, berbeda dengannya. Penjaga itu memandang sang pemuda dengan kehinaan karena pemuda yang di depannya itu tampak berasal dari Rukongai.
Meski begitu, pemuda tersebut tak segan-segan menuju gerbang. Dia menuntut hukum, dia berseru atas penegakan keadilan. Namun seakan sang penjaga itu kehilangan telinga, sang penjanga mengangkat tongkat hendak menghantam pemuda buta itu.
Pemuda itu tahu kalau akhirnya akan seperti ini, tapi dia sudah bertekad tidak akan goyah hanya karena hal seperti ini. Dia sama sekali tidak berusaha untuk menghindar.
Suara langkah kaki terdengar dari kejauhan, langkah itu menghilang begitu saja.
Tiba-tiba, suara benturan keras terdengar di depan pemuda itu. Seseorang menyerang sang penjaga. Zanpakuto yang masih terselubung oleh sarungnya tepat mengarah ke mata sang penjaga. Wajah penjaga itu tiba-tiba kaku menegang.
“Ayolah~ jangan seperti itu, kami masih berkabung atas Kakyou-san…”
“A—an—anda—”
“Biar aku yang membujuk pemuda ini. Kalian kembali ke tugas kalian.”
“Ba—baik tuan—”
Pemuda itu tidak dapat memahami apa yang terjadi pada awalnya. Namun, saat dia mendengar nama itu. Dia baru sadar kalau dia telah diselamatkan olehnya.
Kakyou. Alasan dia datang, mempertaruhkan nyawanya di sini. Dia adalah sahabat baiknya yang sering menghabiskan waktu bersamanya di Rukongai sejak kecil.
Orang yang baru saja menolongnya itu kemudian mulai bicara.
“Aku mengenalimu. Kalau tidak salah kau juga datang ke pemakaman Kakyou-san.”
“An—anda kenal dia?”
“Dia adalah rekanku, aku juga Shinigami—mungkin Shinigami yang buruk karena tak mampu melindunginya.”
Pria itu bicara dengan ekspresi termenung saat dia mengulurkan tangannya pada pemuda buta itu.
“Ayo kita ketempat lain. Kau tak perlu berdebat dengan para penjaga keras kepala itu—”
...
“Benar, aku pasti Tousen Kaname-kun, kan? Dia cukup sering menyebut namamua, bahkan saat di barrak pasukan. Sepertinya kau diundang khusus saat pemakamannya.”
Pemuda buta itu—Tousen Kaname ada penduduk Rukongai, jika bukan seorang Shinigami, maka seharusnya dia tidak bebas untuk amsuk ke dalam Seireitei. Namun, ini adalah pengecualian khusus untuk dirinya.
“Saat dia menjadi Shinigami, Kakyou-san diminta untuk meninggalkan wasiat karena kami tidak akan pernah tahu kapan kami kalah dalam pertempuran— ” Shinigami yang mengenal Kakyou itu kembali bicara, “—Jika aku mati, aku ingin jasadku dikuburkan di Rukongai.”
Ucap lelaki itu seakan membacakan surat wasiat Kakyou.
“Sepertinya dia ingin dimakamkan di kaki bukit dimana dia bisa melihat bintang-bintang. Tempat itu hanya diketahui oleh sahabat baiknya, Tousen Kaname.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Can't Fear Your Own World
FantasySumber Asli Fanspage Facebook Bleach Indonesia Saya melakukan ini agar gampang membacanya saja dari awal 🥰 Vote untuk memberikan apresiasi bagi mereka telah bekerja keras menterjemahkan novel ini ⭐🌟