Prolog Book 2

334 7 0
                                    

….

Apa itu Raja Roh?

Seperti apa bentuk dunia sebelum Soul Society berada di bawah kuasa Raja Roh?

Pertanyaan sederhana yang selalu muncul dalam pikiran orang-orang yang tinggal di Soul Society.

Meskipun ada penduduk Rukongai yang bahkan tak mengenal kata Raja Roh, masih banyak juga yang mempertanyakan tentang Entitas yang menguasai dunia yang mereka sebut Soul Society ini.

Terlebih mereka yang berasal dari Dunia Manusia, yang sudah mengenal kata Tuhan disaat kehidupan mereka sebelumnya. Namun, jangankan mereka yang hidup di Rukongai, bahkan di antara mereka yang telah menjadi Shinigami tidak tahu tentang keberadaan Raja Roh, apalagi melihat bentuk Entitas tersebut.

Tapi faktanya, mayoritas dari mereka memahami Raja Roh sebagai Simbol Dunia dan Eksistensi yang Mutlak.

. . .

Tak terkecuali para bangsawan.

Suatu hari, seorang anak bangsawan bertanya pada ayahnya.

“Apa itu Raja Roh, ayah?”

Sang ayah menunduk menatap bocah bangsawan itu lalu menjawabnya.

“’Itu’ adalah pondasi dari arus roh, dengan kata lain Itu adalah poros dunia. Jika menghilang, tiga dunia—Soul Society, Dunia Manusia dan Hueco Mundo—semuanya akan runtuh.”

“Kalau begitu, seperti apa bentuk dunia sebelum poros itu ada?”

Anak bangsawan itu ditegur keras oleh sang ayah karena bertanya seperti itu.

“Tak ada sejarah sebelum kelahiran Raja Roh!”

Sang ayah mengehela nafas, berikutnya wajahnya terlihat pucat ketika kembali melanjutkan perkataannya.

“Ini adalah tugas Shinigami, bersyukur bahwa Entitas seperti itu masih ada di dunia ini, terus menjunjung hormat pada Raja Roh sebagai puncak kuasa mutlak dunia. Entitas yang memiliki kebijaksanaan, ekspresi dan kekuatan.”

Anak laki-laki itu pura-pura diyakinkan oleh jawaban sang ayah.

Dia memiliki naluri yang berbeda sejak masih kecil, dan mampu melihat bahwa kata-kata orang dewasa itu semuanya adalah kebohongan.

Keluarga Tsunayashirou terlalu jumawa membanggakan dirinya, bahkan di antara Lima Keluarga Bangsawan sekalipun. Sementara itu, anak bangsawan itu memandang rendah nan jijik pada keluarga itu.

Mereka terlalu bejat dan tak ingin menerima pandangan lain.

Anak bangsawan itu memaksa api yang membara di dalam hatinya untuk membeku, dia terus menunggu hingga kesempatan merangkul kedua bahunya.

. . .

Sudah bertahun-tahun sejak saat itu.

Gema tawa keluar dari seorang pemuda yang dulunya masih seorang bocah bangsawan.

“Kuhahahaha—”

Pemuda itu berhasil memecahkan sandi yang bertuliskan di monumen batu—yang menyembunyikan arsip rahasia keluarga Tsunayashioru.

“Hah? Jadi begitu… Apa hal seperti itu dibiarkan terjadi begitu saja?! Seperti yang kubayangkan… Tidak, ini jauh lebih buruk!”

Benar saja, keluarganya sendiri adalah penjahat yang melampaui batas, bahkan mereka tidak layak untuk dihina lagi.

“Apakah seharusnya kita mencatat dosa nenek moyang kita di sini?”

Setelah benar-benar memecahkan sandi yang ada di sana, dia memotong lempengan batu itu dengan zanpakutounya sendiri.

Can't Fear Your Own WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang