"pak Sat beneran mau resign?"
"Kenapa? Seneng kamu Del?"
Anak ini berdecak kesal. "Delta pak!"
Delta beralih jalan di sampingku, anak ini memang paling gak jelas. Kadang bisa rajin banget nungguin aku selesai ngajar hanya untuk menanyakan hal-hal gak penting. Bahkan aku sedang ngajar di kelas lain pun dia langsung lari menghampiri setelah bel berbunyi.
"Saya gimana dong pak??"
"Gimana apanya?"
"Saya belum selesai bergurunya sama bapak!"
Aku menghentikan langkah. "Kamu ini ngomong apa? Sebelum dapat guru pengganti ya saya tetap di sini."
"Bukan itu pak, tapi saya mau berguru sama bapak gimana caranya jadi bintang sekolah terus terkenal banget di kejar banyak cewek."
Aku menatapnya takjub, buset nih anak dapat info itu dari mana.
"Kenapa sama saya Del?"
"Haishh si bapak daritadi selalu balik nanya. Saya kemarin nih pak nembak bu mutiar--"
"HAH? GIMANA?"
"Eh buseeet, santai pak! Ngegas banget."
"Kamu tadi bilang apa?"
"Saya? Yang bagian mana?"
"Bu mutiara tadi!"
"Oh.. jadi kan saya kemarin nyatain cinta ke bu Ara Pak, saya beranikan diri aja sebelum dia nikah siapa tau mau berubah pikiran."
Sumpah ini seluruh syarafku sudah berkedut, segala sumpah serapah sudah diujung lidah tapi aku cukup tau diri ini di sekolah, kalau aku tendang bocah ini bisa-bisa masuk penjara. Serem soalnya wali murid jaman sekarang. Lagi kasih pelajaran aja dikira menganiaya, apa kabar aku yang beneran pengen nyincang bocah ini.
"Nah tapi bu ara malah cuma ketawa gitu pak, katanya kalau mau sama bu ara minimal harus jadi kaya bapak dulu gitu."
Aku mengerjapkan mata berkali-kali, aku yang salah tangkap maksud apa gimana sih ini? Kok kedengarannya menarik.
"Beliau bilang apa Del?"
"Bu ara bilang kalau aku harus rajin belajar, biar bisa jadi yang terbaik, harus banyak olahraga biar bisa jago, harus banyak berorganisasi biar jadi ketua osis dan jadi bintang di sekolah. Kata Bu Ara, suruh belajar sama bapak gitu!"
Gila ya, kenapa aku gak bisa nahan senyum banget. Mendadak jadi alay banget, senyum-senyum gak jelas!
"Woooi Pak! Malah senyum-senyum, seneng ya Pak?"
"Biasa aja!"
"Terus gimana ini Pak, kalau bapak resign saya ga bisa dapat ilmu bintang sekolah dong?"
"Halah kamu itu, Bu Mutia cuma bercanda kali. Beliau mau kamu banyak belajar jangan pikirin hal yang belum waktunya kamu pikir."
"Yah!! Di-php-in dong saya Pak??"
"Lah kamu berharapnya sama Allah jangan sama makhluknya!"
Delta menahan lenganku, lalu dengan tidak sopannya anak ini memegang dahiku.
"Maaf pak! Tapi kayaknya bapak perlu obat deh, agak demam soalnya!"
Anak itu tertawa sambil berlari karena aku suda melotot ke arahnya. Dasar bocah! Apa iya syaratnya pintar itu harus sama badung juga?
Aku meneruskan langkah ke ruang guru, dari sisi kiri dan kanan sepanjang koridor kelas ini siswi-siswi pada berisik, kasak-kusuk menyapa. Malah ada yang terang-terangan godain gurunya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Come Back!
RomantizmPuncak kangen paling dahsyat adalah ketika dua orang tak saling menelepon tak saling sms bbm-an dan lain-lain tak saling namun diam-diam keduanya saling mendoakan. _Sujiwo Tedjo_