Tiga hari di Semarang aku belum melakukan apapun, perkuliahanku masih dimulai hari Senin depan dan ini baru hari jumat, masih cukup waktu untuk persiapan. Aku memang sengaja ke sini lebih cepat, rencana mau beradaptasi, rencana sih! Tapi pada kenyataannya aku belum kemana-mana.
Kemarin mama dan kedua abangku udah pulang, tinggalah aku sendiri di sini. Papa menyewakanku sebuah apartemen sederhana yang berada di tengah kota. Alasannya papa gak mau kalau aku tinggal seorang diri ditempat yang jauh dari keramaian.
Seharian ini aku habiskan untuk merapikan barang-barangku dan selepas maghrib ini aku baru bisa duduk santai. Aku mengedarkan pandangan ke seluruh sudut rumah ini, sepi juga ya! Apartemen ini minimalis banget dan aku suka, hanya ada dua kamar tidur dan dapur sisanya cuma space kosong yang aku pakai untuk menaruh barang-barang.
Sambil menunggu delivery order datang aku kembali membuka laptop untuk sekedar memeriksa laporan kegiatan siswa yang di kirim oleh Bu Wanda-guru penggantiku. Belum ada seminggu aku udah kangen aja sama Delta dan kawan-kawan.
Eh! Ini kenapa laptopku tiba-tiba ngeblank gini sih?
Kring kring kring..
Aku mengabaikan laptop yang tiba-tiba ngambek karena seorang satpam menelponku memberitahukan bahwa pesanan makanku sudah datang. Aku bergegas ke bawah untuk mengambilnya.
Aku pesan seblak kuah pedas, setelah seharian beres-beres, badan capek rasanya enak kalau makan yang berkuah dan pedas.
Baru setengah porsi aku sudah tidak sanggup, salah pesan, terlalu pedas ini mah! Membuat keringatku bercucuran.Gerakanku terhenti saat tiba-tiba aku ingat sesuatu.
Kenapa ingatanku harus sebagus ini sih? tiba-tiba aku jadi ingat Kak Satria yang mengikat rambutku waktu itu! Bukan hanya keringat, tapi sekarang malah air mata ikut mengalir.
Laptop ngeblank dan ikat rambut. Oke. Sempurna! Aku harus menyebutnya Kenangan manis atau kenangan pahit?
Akhirnya aku menyerah, gak bisa terus-terusan menahan tangis. Nangis sesekali gak apa kan??
Menyendiri di sini emang banyak manfaatnya, aku bisa puas menangis tanpa ada orang yang tau dan aku bisa segera menghilangkan Kakak itu dari hatiku tapi biarkan kali ini aku menangis dulu, menumpahkan semua rasa yang selama ini aku tahan agar dadaku gak sesak lagi.
Aku terpaksa mengehntikan tangis dan lari ke kamar mandi karena ada yang mengetuk pintu. Setelah merasa cukup segar aku segera membuka pintu, kasihan pak satpam nunggu lama.
"Sebentar!" Aku berteriak dan sedikit berlari ketika terdengar suara ketukan lagi.
Aku membeku ditempat ketika melihat siapa yang datang. Sedikitpun tidak pernah terlintas di pikiranku orang ini akan ada di sini.
"Ya'!"
Aku masih belum bisa mengeluarkan kata-kata, pria ini yang baru saja aku tangisi dan sekarang berdiri di sini.
Mimpikah ini??
"Boleh aku masuk?"
Masih dengan mode diam aku melebarkan pintu agar kak Satria bisa masuk. Aku masih penasaran kenapa dia bisa sampai di sini tanpa ada pemberitahuan dari satpam, seingatku daftar tamu yang bisa berkunjung tanpa persetujuanku hanya keluargaku saja.
"Duduk Kak!" Hanya itu yang bisa aku ucapkan setelah sekian lama.
Kak Satria duduk dan aku menghilang ke dapur, berulang kali menghela nafas untuk menghilangkan rasa gugup, bahkan aku harus berulang kali menekan tombol dispenser karena tanganku gemetar. Aku menghabiskan satu gelas air putih untuk meredam emosiku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Come Back!
RomancePuncak kangen paling dahsyat adalah ketika dua orang tak saling menelepon tak saling sms bbm-an dan lain-lain tak saling namun diam-diam keduanya saling mendoakan. _Sujiwo Tedjo_