🌹Come back #1

12.2K 655 82
                                    

MUTIA

Aku udah sering banget menghadiri acara pernikahan. Mau di gedung, di rumah atau di KUA pun pernah, bagiku semuanya terasa sakral dan mengharukan. Tapi saat ini, di depan ballroom hotel ambarukmo aku merasa sangat berat.

Begitu aku paksa kakiku melangkah masuk, nyeseknya semakin terasa. Sepanjang lorong yang dipenuhi bunga-bunga indah ini berjejer rapi foto sepasang sejoli yang tadi pagi telah sah menjadi suami istri.

Hari ini aku membuat dua kesalahan, yang pertama memaksakan diri untuk datang ke pernikahan ini dan kedua aku datang seorang diri.

"Mutia! Makasih ya udah datang!" Ucap Aura-sang mempelai wanita.

"Sama-sama Ra, selamat ya buat kalian semoga langgeng sampai tua!"

Aku harus menepuk dada sendiri karena merasa bangga bisa berakting sedemikian rupa sampai tidak terlihat sedih sama sekali. Karena Mutia adalah tetap Mutia yang selalu bisa menutupi perasaanya dengan senyum ceria.

"Makasih Mutia!"

Baru saja aku bangga pada diri sendiri karena ketegaranku tapi hanya dengan mendengar suara mempelai prianya sedikit saja bisa meruntuhkan pertahananku.

"Sama-sama Ky!"

Setelah mengucapkan kata itu aku segera pamit turun dari pelaminan, mencari minuman dingin yang sekiranya bisa membuat perasaanku lebih baik. Aku gak cuek-cuek amat dengan keadaan sekitar, aku sadar sejak tadi aku adalah objek menarik buat para tamu undangan.

Bagaimana tidak, selama ini mereka mengira aku dan Rifky adalah pasangan tapi nyatanya bukan, kami hanya sebatas sahabat. Rifky adalah sahabatku sejak sekolah dan mungkin aku aja yang lancang punya perasaan lebih sama dia.

Aku sendiri tidak tau pasti kapan perasaan cinta itu muncul di hatiku, yang jelas aku tidak pernah berani mengungkapkannya karena aku takut tidak pernah terbalas. Dan aku pastikan Rifky atau siapapun tidak tau perasaanku karena Mutia adalah seorang wanita yang sangat pandai menutupi perasaannya dengan senyuman.

Sebenarnya kisahku tidak semenyedihkan itu, karena selama ini pernah ada yang mengutarakan cinta padaku tapi aku punya satu prinsip, tidak akan pernah pacaran, dan itu juga prinsip yang Rifky miliki, tapi sayang dia lebih dulu menemukan orang yang dia cari, Aura. Mereka hanya dekat selama dua bulan dan langsung memutuskan menikah. Okelah, jodoh memang tidak pernah ada yang tau kan?

Aku membawa minumanku keluar ruangan, di luar ada sebuah kursi panjang aku memilih duduk di sana. Tapi aku mengurungkan niat karena di sana ada seorang lelaki yang sudah terlebih dahulu duduk.

"Mutia??"

Aku masih menatap pria itu, sambil mengingat-ingat apakah aku kenal dengannya.

"Mutiara Kasih kan?"

Aku tersenyum sambil mengangguk, tapi sama-sekali belum ingat siapa dia.

"Lo lupa sama gue?"

Aku lagi-lagi hanya tersenyum canggung, sambil terus mengingatnya.

"Ya Tuhan, lo beneran lupa sama gue Ya'??

Ya'???

Tunggu dulu!

Dari jaman aku sekolah sampai sekarang udah kerja, hanya satu orang yang panggil aku dengan potongan nama belakangku.

"Bang-Sat??"

"Nah!! Tega ya lupa sama gue!"

Aku hanya tertawa, malu juga karena lupa sama teman sendiri, dia sungguh berbeda dari yang dulu. Sebenarnya seorang Satria Pandu Hadinata ini bukan teman seangkatanku, dia adalah kakak kelasku, dua tahun diatasku waktu SMP sampai SMA kemudian kata Rifky dia kuliah ke Jakarta, Satria dan Rifky memang cukup dekat, dulu mereka tim basket sekolah.

Come Back!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang