🌹Come back #12

2.7K 400 45
                                    

SATRIA

"Aku harus bawa apa Ya?"

"Bawa diri aja Kak!"

"Ya masa kerumah kamu dengan tangan kosong gini?"

"Kakak Satria yang baik hati, kenapa sih? Udah sering mampir juga!"

"Yang ini beda Ya! Biasanya kan aku aja yang nyelonong, ini aku diajak loh!"

Aku beneran merasa tersanjung banget saat kemarin gak sengaja ketemu Tante Aini di Supermarket, beliau bersama Om Irawa sedang berbelanja dan dengan ramah Om Irawan mengajak aku makan malam di rumahnya.

"Beneran kakak! Gak usah repot-repot. Kakak kesininya hati-hati ya! Aku mau lanjut bantuin mama."

Setelah menutup telepon Mutia, aku melihat pantulan diriku di cermin. Udah rapi belum sih kaya gini? Duh kenapa gugup banget.

Cuma di undang makan Sat! Bukan lamaran!

"Mau kemana Sat? Rapi amat?"

"Jalan bentar ya Ma!"

"Hati-hati nak!"

"Siap!"

Aku segera pergi setelah mencium tangan mama, demi kelancaran perjalanan mending gak usah kasih tau mama dulu aku mau kemana, takutnya nih ya kalau aku kasih tahu bisa-bisa mama bawain seserahan.

Sepanjang perjalanan ke rumah Mutia aku gak bisa berhenti bersiul dan bersenandung, kalau anak-anak pada lihat ke-alay-an ku ini pasti pada pengen muntah. Aku aja geli lihat kelakuan diri sendiri.

Bener-bener ya Si Mutia!

Aku tadi sempat telepon Mas Tian, tanya padanya dulu waktu pertama kali main ke rumah bawain mama apa, dan jawabannya sama nyebelinnya kaya Afrina. Jodohlah emang.

"Bawa niat tulus aja jangan modus!"

Efek terlalu senang aku merasa jarak rumahku dan Mutia deket banget. Aku ngaca sebentar sebelum akhirnya keluar dan gak perlu mengetuk pintu karena Nizwar sedang diluar.

"Apa kabar Sat?" Sapanya sambil bersalaman denganku.

"Alhamdulillah baik.. lo gimana?"

"Gak sebahagia lo sih, tapi baik juga alhamdulillah." Jawabnya sambil tersenyum geli

Sial. Emang wajahku segitu kelihatan bahagia ya?

Nizwar yang sejak tadi sibuk dengan motor kesayangannya langsung mengajakku masuk. Mengenal keluarga ini adalah kebanggaan dan kebahagiaan tersendiri bagiku. Terlepas dari kedekatanku dan Mutia, keluarga ini sangat baik dan ramah padaku gak heran sih Mutia tumbuh jadi gadis yang baik hati seperti itu.

"Malam Bang." Sapaku pada Bang Fandi yang kebetulan berpapasan, kalau dengan Abang pertama Mutia ini aku sedikit canggung, dia orangnya agak pendiam tapi gak kalah baik juga dengan yang lain.

"Malam Sat! Sorry ya gue tinggal keluar sebentar ada urusan. Masuk sana, ada papa!"

"Siap, makasih Bang!"

Aku mengikuti Nizwar masuk ke ruang keluarga-mungkin- karena aku belum pernah masuk sampai dalam rumah Mutia, beberapa kali hanya duduk di ruang tamu.

"Malam Om!" Sapaku sambil menunduk mencium tangan Om Irawan, beliau sedang menonton berita di tv.

"Malam, maaf Om gak dengar kamu datang. Duduk sini Sat!"

Aku duduk di samping Om Irawan, sejujurnya aku sangat gugup dan bingung mau ngobrol apa sama beliau, takut gak nyambung.

Come Back!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang