🌹Come Back #41

2.6K 386 13
                                    

Mutia

Hari kamis yang cukup padat, banyak hal yang harus aku kerjakan sebelum jumat. Karena hari jumat sudah pasti Waktu ku tersita lebih banyak untuk suamiku, ya walaupun dia tetap memprioritaskan kepentinganku. Memang suami paling pengertian.

Ngomongin suami, aku kok sedikit merasa bersalah karena sejak dia pulang ke Jogja aku tidak terlalu meresponnya. Entahlah kenapa hatiku ini merasa terganggu, gejolaknya semakin besar.

Aku membereskan kertas-kertas sisa perkuliahan hari ini. Sudah sore dan aku melewatkan makan siang. Kalau Kak Satria tau pasti ngomelnya bisa 3 hari 3 malam.

Sejak kemarin dia tidak menghubungiku, terakhir kemarin pagi katanya dia tidur di rumah blok O. Dia bilang kalau mau lembur jadi kemungkinan tidak bisa sering menghubungiku.

Kasihan juga ya, sebenarnya sumber utama kegelisahan hatiku bukan darinya. Gejolak itu sudah sejak lama, tapi karena dia gak berhenti ngomel jadilah aku kesel sama dia.

Setelah selesai aku memutuskan untuk mampir ke kantin, karena ternyata perutku tidak sejalan dengan pikiranku.

Jam 4 sore dan baru makan siang?? Haha gak masalah asal Bapak Satria tidak tahu.

Setelah mendapatkan pesanannku, aku masih celingukan mencari tempat duduk. Ini semua pada belum makan siangkah? Tumben sore begini penuh, padahal beberapa fakultas juga libur.

"Mbak!!"

Aku lega diantara sekian banyak orang lapar ada juga yang ingat aku untuk berbagi meja. Aku berjalan ke meja Dito.

"Baru selesai kuliah, Mbak? Tumben!"

"Iya, kamu juga?"

"Maunya iya! Tapi habis ini masih ada Mbak, sampai malam mungkin." Jawab Dito sambil terus makan.

Anak ini tampak kelelahan sekaligus kelaparan. Kasihan juga perjuangan para calon dokter ini. Aku langsung mengedarkan pandangan, jangan-jangan mereka yang di kantin semua ini temannya Dito?

"Mas Satria di Jogja ini, Mbak?"

"Hmm.."

Dito minum lalu melihatku sambil mengerutkan kening.

"Kok jawabnya cuma 'hmm' doang? Kelihatan males gitu, lagi ada masalah ya?"

"Sok tau kamu bocil! Orang lagi makan, mulutnya penuh juga!"

"Hehe, kirain. Mbak, boleh minta nomornya mas Satria gak?"

"Buat apa?"

"Ya nyambung silaturahmi Mbak, sambil berbagi pengalaman dan ilmu!"

"Kamu kira aku gak tau tujuan kamu?"

"Hehe, minta ya Mbak?"

Aku mengirimkan kontak Kak Satria ke Dito, dasar Kak Satria masih aja banyak muridnya, gak heran dulu jadi bintang sekolah. Jadi inget Delta, apa kabar ya dia? Jadi kuliah di mana dia? Terakhir ketemu pas hari pernikahanku.

"Main lagi ya Mbak pas Mas Satria udah pulang kesini!"

"Halah kamu sibuk kuliah juga!"

"Kan udah kenal keluargaku, sama Sean juga."

"Ngomong-ngomong soal Sean, dia kan wanita yang kamu perjuangkan? Yang membuat kamu rela pulang pergi Jogja hanya untuk memastikan keadaan dia? Pantas sih, cantik banget gitu anaknya, kelihatannya juga baik, ya walaupun sedikit judes. Hehe!"

"Sok tahu Mbak! Enggaklah, dia itu adikku!"

"Adik??"

"Adik angkat tepatnya, sejak kecil aku sudah sering di asuh sama orangtua Sean. Jadi ya gak mungkin Mbak, masa cinta sama adiknya sendiri."

Come Back!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang