🌹Come back 16

2.6K 395 16
                                    

SATRIA

Minggu yang sempurna. 

Ya gimana gak sempurna, kalau bangun pagi-pagi lihat pemandangan yang amat sangat menyenangkan seperti ini. Pemandangan yang aku harap akan terjadi setiap harinya dalam hidupku nanti, dimana Mutia sedang duduk santai disamping Mama sambil menikmati udara 

"Siang uncle Satria!" 

Oh ralat. Sudah siang ternyata. Aku mendengus kesal ketika Afrina menyapaku lebih tepatnya menyindirku, tapi benar sih soalnya ini udah jam 10 lebih dikit. Lebihnya 37 menit aja.

"Kebangetan ya! Orang semua udah pada mandi, jalan-jalan, sarapan. Kamunya masih muka bantal kaya gitu!"

"Iya Mbak! Iya! Salahin tuh suami kamu, ngajakin begadang main game!"

"Eh..Lu nya juga mau-mau aja." sahut Mas Tian tak terima

"Udah eh! Malah pada ribut. Mandi sana Sat! Kasihan loh ini Mutia udah nungguin kamu dari tadi." Ucap Mama melerai keributan yang gak jelas ini.

Aku melirik Mutia yang sejak tadi hanya tersenyum tanpa komentar apapun. Aku pamit sebentar untuk mandi sebelum mengantarkannya pulang.

.......

"Maaf Ya, bangunya kesiangan!"

"Gak apa-apa Kak! Kamu juga butuh istirahat lebih. Kayaknya dari hari sabtu kemarin full kegiatannya."

Ah, Mutia emang paling juara kalau soal pengertian.

Aku membelokkan mobil memasuki kawasan Hartono Mall, mumpung lewat dan masih siang sekalian puas-puasin jalan sama Mutia. Karena mungkin aja kita bisa ketemu lagi hari Sabtu depan.

Awalnya kita hanya pengen jalan-jalan lalu tiba-tiba memutuskan untuk nonton. Dan dua jam itu terasa sangat cepat jika dihabiskan bersama Mutia. 

"Oh iya Ya, kamu inget gak sama Mitha kakaknya Bima yang kata kamu murid kesayangannya Tisa?" Tanyaku ketika kita keluar dari pintu CGV.

"Iya inget, kenapa?"

"Dia kemarin masuk kerja di kantorku!"

"Iyakah? Oh pantesan kemarin dia pasang story lagi interview gitu."

"Emang kamu simpan nomornya?"

"Iya, pas pertama kali kita ke rumahnya itu langsung tukeran nomor."

Selesai dengan urusan nonton, akhirnya aku dan Mutia memutuskan untuk makan terlebih dahulu sebelum pulang. Mutia sudah selesai dari toilet ketika aku juga selesai menaruh semua pesanan makanan di meja kami.

Aku memperhatikan Mutia makan, sejak tadi dia lebih banyak diam tidak seperti biasanya. Banyak hal langka yang sejak tadi dia lakukan seperti tiba-tiba menggandeng lenganku, tiba-tiba menjatuhkan kepalanya dipundakku ketika nonton dan tiba-tiba menatapku dalam waktu yang cukup lama.

Bukannya aku gak suka, malahan suka banget tapi aku merasa ada yang sedang menganggu pikirannya. Kenal dekat denganya membuat aku sedikit banyak paham tentangnya, dia tipe orang yang gak pernah menunjukkan kesedihan pada orang-orang, dia lebih suka memendamnya sendiri. 

"Ya!"

Dia meletakkan sumpitnya dan beralih menatapku. "Kenapa kak?"

"Keluargaku ada yang bikin kamu gak nyaman ya?"

Mutia mengerutkan keningnya dan langsung menggeleng. "Kenapa tanya gitu?"

"Enggak, takutnya ada salah satu dari mereka yang bikin kamu gak nyaman."

"Enggaklah kak, mereka baik banget. Sama sekali gak ada rasa seperti itu, malah aku nyaman banget sama mereka apalagi mama kamu. Beliau baiknya pakai banget gak bisa diungkapkan pokoknya."

Come Back!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang