🌹Come back #39

3.1K 423 41
                                    

Mutiara

"Lain kali pastiin dulu Ya'! Malu banget aku tadi! Kamu jangan main terima undangan orang aja apalagi baru kenal, untung saja tadi keluarganya baik. Tapi enggak tahu juga dalam hati mereka mikir gimana tentang kita!"

Aku masih terus mendengarkan Kak Satria ngomong, sejak sore tadi dia masih terus membahas tentang acara di rumah Dito tadi siang, padahal aku sudah minta maaf dan jelaskan bahwa aku juga enggak tahu acaranya bakal kaya gitu.

"Bayangin aja, masa aku datang ke acara keluarga pakai celana sobek-sobek? Dan lebih parahnya lagi semua keluarga Dito pakaiannya muslimin wal muslimat kaya gitu! Lain kali kamu tanya dulu acara apa biar kita gak salah kostum!"

Enggak ada nada tinggi atau marah dari Kak Satria tapi tetap saja aku merasa jengkel dan lelah mendengarnya, kenapa sih dia gak berhenti membahasnya? Kalau masalah malu aku juga malu bukan cuma dia.

"Kamu dengar aku ngomong gak sih Ya'?"

Aku melipat mukenaku, meletakkannya sembarangan lalu berjalan keluar kamar, aku butuh air dingin!

"Ya'!! Mutia!!"

Kak Satria berlari keluar kamar menyusulku lalu duduk di sampingku, aku masih terlalu malas meresponnya. Bukan maksud tidak sopan sama suami tapi aku juga lelah sejak tadi dia terus menyudutkanku, padahal aku juga tidak bermaksud mempermalukannya.

"Maaf, aku terlalu banyak ngomong ya?" Ucapnya sambil merangkul pundakku. Mataku masih lurus menatap TV.

"Gak Kak! Emang aku salah kok! Maaf ya, udah bikin kamu malu!"

Kak Satria mengusap lenganku dan menarik tubuhku agar kepalaku menyender di pundakknya. "Lain kali tanya-tanya dulu ya! Tau kan 'ajining raga saka busana' ? Dari cara berpakaian kita, orang bisa menilai kita!"

Lah?? Masih dilanjut? Aku kira udah minta maaf itu bakalan gak bahas lagi!

"Iya."

"Aku mau kamu itu bisa--"

"Kak! Aku ngantuk, tidur duluan ya!" Tanp menunggu persetujunnya aku segera menuju kamar dan menarik selimut, melewatkan skincare malamku, gak penting itu sekarang! Yang penting adalah aku segera tidur dan tidak mendengar omongan Kak Satria yang gak ada habisny itu.

"Kamu kok gak enak gitu sih Ya' sikapnya? Aku kan lagi ngomong sama kamu, kok main pergi gitu aja! Aku ini suami kamu, gak sopan kan kalau kay gitu? Kalau aku gak salah kita udah sepakat, apapun yang mengganjal di hati harus di selesaikan segera kan?"

Aku kembali membuka selimut dan menghadap ke arahnya. "Kenapa jadi bawa-bawa kesopanan juga sih Kak?"

"Ya makanya kalau lagi ada orang ngomong dengerin dong Yank! Jangan main pergi aja!"

Dari sebelum maghrib sampai malam itu terus yang dibahas dan aku juga selalu mendengarkan lalu sekarang dia bilang begitu? Sabar Mutia!

"Iya, enggak akan aku ulangi. Sekarang udah ya! Kita tidur, aku ngantuk Kak!"

Dari pada urusannya makin panjang mending nuruti omongannya aja! Yang dia katakan emang benar kok, cuma di sini aku keselnya karena pembahasan itu gak selesai-selesai.

"Kamu marah ya?" Tanyanya sambil memelukku dari luar selimut.

"Enggak Kak, kalau kakak tanya-tanya lagi malah aku beneran jadi marah."

"Kan demi kebaikan kita, Ya'!"

Astaga!! Iya kak iyaaaaa! Gak usah di ulang lagi!

Aku hanya bergumam dan sekuat tenaga membuat agar diriku mengantuk tapi ternyata susah. Kak Satria tidur di belakangku, tangannya memijit pelan pinggangku. Mau marah tapi kok ya gak bisa, dalam keadaan kaya gini aja dia masih perhatian banget. Tadi siang aku mengeluh sakit pinggang karena mungkin terlalu banyak duduk.

Come Back!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang