🌹Come back #37

3.5K 443 40
                                    

Mutia

Always Friday.

Entah kenapa tercetus kata itu dipikiranku, mungkin karena jumat ini dan jumat-jumat kedepannya sampai dua tahun kedepan aku punya kebiasaan khusus yaitu menunggu suami pulang.

Bukan pulang juga mungkin ya namanya karena di sini juga bukan rumahku. Ah apapun istilahnya yang penting inti nya aku selalu menanti hari jumat datang karena di hari itu aku akan mendapat pelukan hangat dari suamiku, Satria. Kalau memikirkan keadaan kita saat ini, aku merasa bersalah karena tidak setiap hari bisa mengurus suamiku.

"Mbak Mutia!!"
Aku menghentikan langkah, aku melihat seorang pria tinggi berlari ke arahku. Kalau tidak salah ini baru pertemuan keempatku.

Pertama waktu aku tidak sengaja menabrak dia, yang kedua juga tidak sengaja waktu itu barengan pulang ke Jogja dan yang ketiga minggu lalu sebelum aku pulang untuk acara nikahan, aku dan Dito bertemu di perpustakaan kampus.

"Tumben berkeliaran di sini, Dit?"

"Iya Mbak tadi ada perlu ke kantor pusat. Eh Mbak, weekend ini pulang ke Jogja gak?"

"Enggak kayaknya, Dit. Kamu mau ke Jogja?"

"Saya juga enggak ke Jogja Mbak karena selain kuliah lagi sibuk banget, yang mau aku jenguk juga lagi pulang kesini Mbak!" Dito menjelaskan dengan wajah sumringah. Jadi tambah penasaran sama seseorang yang dia anggap spesial itu.

"Besok main ke rumah mau Mbak? Daripada gabut gak kerjaan."

"Lihat besok ya Dit, aku bilang sama suami dulu."

Dito menghentikan langkahnya lalu berpindah ke sisiku. "Lah Kapan nikahnya Mbak? Perasaan waktu bareng ke Jogja itu masih galau-galau."

"panjang ceritanya, tapi makasih ya Dit waktu itu ngobrol sama kamu jadi membuka pikiranku."

"Beneran penasaran saya sama suaminya, Mbak! Pengen belajar sabarnya ngadepin wanita keras kepala. Haha!"

"Kurang ajar kamu!"

Dito malah semakin tertawa, pertemuan yang lagi-lagi tidak sengaja ini berakhir dengan aku dan Dito bertukar nomor hp dan dia bersikeras mengundangku dan Kak Satria kerumahny. Nantilah aku pikirkan lagi.

Selesai kuliah siang ini aku mampir ke minimarket yang gak jauh dari apartemen, suami pulang dan aku akan masak banyak makanan, untuk rasa pikir belakangan katanya kalau di masak pakai cinta rasanya jadi enak, mari kita buktikan selain cinta itu buta apakah cinta itu juga membuat lidah mati rasa.

Siang sampai sore menjelang malam aku berkutat didapur, lumayanlah aku berhasil memasak beberapa jenis makanan walaupun harus video call sama mama juga. Kak Satria tadi kasih kabar kalau dia berangkat dari Jogja habis ashar, kasihan juga ya pulang kerja capek masih harus jauh-jauh kesini. Mungkin minggu besok aku yang akan ganti pulang.

Selesai urusan dapur, aku bergegas mandi dan melaksanakan 3 rakaat sekalian isya karena ternyata waktu maghrib tadi aku sudah hampir kehabisan waktu, astagfirullah jangan ditiru ya!

Setelahnya aku memilih menunggu Kak Satria sambil membuka kembali laptopku, siapa tahu ada anugerah dari Allah untuk otakku mau berpikir mengerjakan tugas.

"Assalamualaikum."

Tiba-tiba rasa gugup menyelimutiku, kenapa juga ini ya?

Kak Satria masuk sendiri karena memang sudah pegang kunci duplikatnya, masih dengan setelah kerjanya dia berjalan menghampiri yang entah kenapa tiba-tiba jadi membeku begini.

Kak Satria berhenti dan tersenyum sambil terus menatapku. "Assalamualaikum, istriku!"

Dengan sedikit gagu aku menjawab salamnya. Ya Tuhan kenapa bisa  segrogi  ini sih?

Come Back!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang